LuckyDelapan News
Bangunan serupa piramida itu diduga telah didirikan sejak zaman prasejarah.
SABTU, 5 NOVEMBER 2011, 07:05 WIB
Bonardo Maulana Wahono
Jakarta - Tim studi bencana katastropik purba merekomendasikan lokasi yang terdapat bangunan serupa piramida di daerah Jawa Timur dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebelumnya, hal serupa pernah diajukan atas beberapa lokasi di Jawa Barat.
Erick Ridzky, koordinator tim peneliti katastropik purba, menyatakan ada penemuan tiga jenis lapisan bencana dengan risiko dan materi berbeda. Penemuan itu juga menunjukkan adanya lapisan tiga peradaban dari zaman yang berlainan.
"Setelah melakukan riset di Gunung Putri, Gunung Kaledong, dan Gunung Haruman, Jawa Barat, kami melangkah ke Trowulan, yang merupakan kompleks kerajaan Majapahit dan menemukan proses penimbunan akibat bencana dalam beberapa periode," ungkapnya.
Tim Bencana Katastropik Purba yang diinisiasi Kantor Staf Khusus Presiden dan tim ahli gempa, Tsunami, dan ahli geologi bekerja untuk memperkuat kebutuhan data, dan katalog kebencanaan terhadap kebutuhan pokok mitigasi bencana.
Di kawasan Trowulan, yang mencakup luas 9 km x 11 km, dugaan pelapisan peradaban prasejarah teridentifikasi di bagian paling bawah. Sementara, bagian tengah ditaksir terjadi sekitar abad ke-9. Lapisan paling atas merupakan abad ke-12.
"Hasil analisa batuan kemudian ditambah dengan hasil citra GPR. Pendekatan struktur geologi dari foto udara menunjukkan adanya jajaran parit yang kami teliti. Hasilnya mencengangkan," ujarnya.
Parit tersebut secara konsisten, baik dari analisa GPR dan hasil coring, memperlihatkan lapisan bata pertama ada di kedalaman 0.8 mtr, dan kedua pada kedalaman 2.5 meter.
Setelah kedalaman 2.5 meter, selalu ditemukan lapisan kerakal berangkal yang tidak bisa ditembus oleh bor.
Erick Ridzky, koordinator tim peneliti katastropik purba, menyatakan ada penemuan tiga jenis lapisan bencana dengan risiko dan materi berbeda. Penemuan itu juga menunjukkan adanya lapisan tiga peradaban dari zaman yang berlainan.
"Setelah melakukan riset di Gunung Putri, Gunung Kaledong, dan Gunung Haruman, Jawa Barat, kami melangkah ke Trowulan, yang merupakan kompleks kerajaan Majapahit dan menemukan proses penimbunan akibat bencana dalam beberapa periode," ungkapnya.
Tim Bencana Katastropik Purba yang diinisiasi Kantor Staf Khusus Presiden dan tim ahli gempa, Tsunami, dan ahli geologi bekerja untuk memperkuat kebutuhan data, dan katalog kebencanaan terhadap kebutuhan pokok mitigasi bencana.
Di kawasan Trowulan, yang mencakup luas 9 km x 11 km, dugaan pelapisan peradaban prasejarah teridentifikasi di bagian paling bawah. Sementara, bagian tengah ditaksir terjadi sekitar abad ke-9. Lapisan paling atas merupakan abad ke-12.
"Hasil analisa batuan kemudian ditambah dengan hasil citra GPR. Pendekatan struktur geologi dari foto udara menunjukkan adanya jajaran parit yang kami teliti. Hasilnya mencengangkan," ujarnya.
Parit tersebut secara konsisten, baik dari analisa GPR dan hasil coring, memperlihatkan lapisan bata pertama ada di kedalaman 0.8 mtr, dan kedua pada kedalaman 2.5 meter.
Setelah kedalaman 2.5 meter, selalu ditemukan lapisan kerakal berangkal yang tidak bisa ditembus oleh bor.
Buatan Manusia
Dalam pernyataan tertulis yang VIVAnews terima hari ini, Sabtu, 5 November 2011, Erick menyampaikan dugaannya atas bangunan yang diduga buatan manusia di Yogyakarta dan Kediri.
Bangunan itu, menurutnya, menyerupai piramida atau candi yang diduga didirikan pada era prasejarah.
"Pada Bukit Klothok di Kediri, gundukan Candi Ijo berbah Sleman, kami menduga kuat ada bangunan prasejarah yang seni bangunannya menyerupai candi atau piramid," tegasnya. (ren)
• VIVAnewsBangunan itu, menurutnya, menyerupai piramida atau candi yang diduga didirikan pada era prasejarah.
"Pada Bukit Klothok di Kediri, gundukan Candi Ijo berbah Sleman, kami menduga kuat ada bangunan prasejarah yang seni bangunannya menyerupai candi atau piramid," tegasnya. (ren)
0 comments:
Post a Comment