Translate

“Orang Pendek” Sumatera: Manusia atau Kera?

• ParadiseBOX


VIVAnews--Hampir setiap hari para polisi hutan di Taman Nasional Way Kambas, Lampung, berjalan kaki menyusuri hutan perawan di wilayah seluas 125 ribu hektar. Itu tugas rutin, berpatroli mengawasi tiga area besar taman konservasi, Way Kanan, Way Bungur, dan Kuala Penet.  Setiap area itu dibagi lagi menjadi empat resor. 
Mereka menjaga taman nasional dari pembalakan liar, atau perburuan liar. Hutan di Way Kambas adalah tempat konservasi badak, harimau sumatera, dan juga gajah. Di sana bahkan ada sekolah gajah pertama di Indonesia.

Sekali patroli, para polisi hutan itu bisa berjalan kaki selama dua pekan, atau bahkan sebulan. “Mereka membawa makanan, dan juga tenda”, ujar juru bicara Taman Nasional Way Kambas, Sukatmoko kepada VIVAnews.   

Tapi satu regu patroli di resor Rawa Bunder, Way Kanan, menemukan hal mengejutkan pada Ahad, 17 Maret 2013 lalu. Di petang hari itu, di saat tubuh mulai lelah, tujuh polisi hutan terperangah: ada sekelompok makhluk mirip manusia namun ukurannya lebih kecil melintas di rawa.

Mereka sontak terkesiap. Para polisi hutan dan kelompok “orang pendek” itu berhadap-hadapan dengan jarak sekitar 30 meter.  Kaget, dan tak menyangka bersua makhluk aneh, para polisi hutan itu terpacak diam. Hening. Sekejap kemudian, gerombolan “orang pendek” itu berlari masuk ke dalam rimbun hutan. Hilang.

Barulah para polisi hutan sadar, seharusnya mereka mengabadikan gambar “orang-orang pendek” itu. Mereka hanya bisa mengingat “orang-orang pendek” itu bertelanjang, sebagian memegang kayu berbentuk tombak, dan bahkan ada yang menggendong bayi. Diduga saat itu, mereka sedang mencari ikan atau mencari air minum.

Penasaran dengan apa yang mereka lihat, tiga hari kemudian, grup itu kembali berpatroli di tempat sama. Tim sengaja memilih waktu persis saat mereka bertemu makhluk aneh, menjelang malam. Dan betul, “orang-orang pendek” yang dihitung lebih dari sepuluh orang itu terlihat lagi. “Suasana dan lokasinya sama saat petugas patroli melihat yang pertama dan yang kedua,” kata Sukatmoko. Namun, lagi-lagi, polisi kalah cepat memotret mereka.

Dari penampakan kedua ini, tim memastikan, penampilan “orang-orang pendek” itu seperti manusia purba. “Mereka tidak memakai baju, berambut gimbal panjang dan memegang tombak kayu panjang. Tidak bisa juga dibedakan yang masih dewasa atau anak-anak, namun petugas kami melihat ada di antaranya seperti yang perempuan sedang menggendong bayi,” Sukatmoko menambahkan.

Hari itu juga, polisi hutan Taman Nasional memasang 15 kamera pengintai bersensor inframerah di sekitar lokasi itu. Kamera ini biasa digunakan untuk menangkap gambar aktifitas satwa liar, dan bisa menangkap objek bergerak yang melewatinya baik siang maupun malam.

“Nanti kalau sudah ada bukti secara visual kami baru bisa bicara. Karena selama ini kami hanya mengandalkan bukti penglihatan mata petugas, maka kami saja belum berani melaporkannya ke kementerian kehutanan secara resmi,” kata Sukatmoko.

Ini sebetulnya bukan kali pertama “orang-orang pendek” itu terlihat. Pada 1995, satu regu pendaki di Gunung Singgalang pernah bersua dengan makhluk serupa yang dilihat para polisi hutan di Way Kambas.  Denni, seorang anggota pendaki itu, menghubungi VIVAnews setelah berita temuan “orang-orang pendek” itu dimuat di media. “Saya pernah melihat ‘orang pendek’”, ujarnya.

Dia berkisah, pada suatu pagi,  dia mendaki gunung setinggi 2.887 meter itu. Sekitar pinggang gunung, di sebuah kawasan yang agak datar, tiba-tiba Denni dan temannya kaget campur takjub melihat sepasang makhluk seperti monyet tapi berjalan dengan dua kaki. Tangannya mengayun khas seperti manusia. “Bulunya berwarna emas, berjalan tegak, berpegangan tangan,” kata Denni. Denni dan temannya berhenti berjalan, lalu mengamati.

Tinggi makhluk tak berekor itu sepinggangnya atau kira-kira 1 meter. Sepasang makhluk itu berjalan kira-kira 30 meter di dekat mereka berdua. Semua badannya berbulu, kecuali mukanya. Bulu di kepalanya sedikit lebih panjang. “Mukanya agak rata,” kata Denni.

Meski perawakan seperti manusia, namun bulu tipis di sekujur badannya membuatnya tampak lebih seperti monyet daripada manusia, kata Denni.

Karena tak pernah melihat makhluk macam itu sebelumnya, Denni yang menenteng kamera saku pun bergerak cepat hendak memotret. Namun seperti tahu mau dipotret, kedua makhluk itu bergerak lebih cepat, menghilang di balik rimbun pepohonan. Dia gagal mengambil gambar dari temuan langka itu.

“Orang Pendek” Kerinci

Tapi Deborah Martyr, perempuan peneliti asal Inggris yang beberapa kali menyaksikan ”orang pendek” di Taman Nasional Kerinci Seblat, meragukan makhluk yang dilihat polisi hutan di Way Kambas adalah “orang pendek” yang sama.

Debbie, begitu panggilan perempuan itu, menyatakan “orang-orang pendek” yang dilihatnya di sejumlah hutan di Jambi, Bengkulu dan Sumatera Barat umumnya soliter, tidak bergerombol lebih dari tiga orang.

“Saat melihat ‘orang pendek’, dia hanya sendiri. Tidak pernah saya melihat mereka berkelompok hingga belasan,” kata Pemimpin Tim Fauna & Flora International's Tiger Protection & Conservation Units di Sumatera itu. (Baca juga bagian 4—Wawancara Debbie Martyr)

Perkenalan Debbie dengan “orang pendek” dimulai dari tahun 1989, ketika dia saat itu bekerja sebagai jurnalis sebuah media di Inggris, dan berlibur ke kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat yang membentang di empat provinsi yakni Sumatera Barat, Jambi, Bengkulu dan Sumatera Selatan.

Saat itu, Debbie mendengar kisah Orang Pendek. Dia pun penasaran. Namun baru tahun 1994, Debbie bersama Jeremy Holden dari Fauna dan Flora International-IP dan Achmad Yanuar dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia menggelar Project Orang Pendek.

“Awalnya saya juga beranggapan sama, itu hanya mitos. Namun setelah melihat, saya yakin itu bukan mitos,” katanya saat diwawancara jurnalis VIVAnews, Eri Naldi dan Arjuna Nusantara, di kediamannya di Sungai Penuh, Jambi, Rabu 27 Maret 2013.

Debbie pertama kali melihat “orang pendek” tahun 1994 di kawasan Gunung Tujuh dan kemudian di Gunung Kerinci, masih di Taman Nasional Kerinci Seblat. Tahun 1995, saat memasuki bagian Sumatera Barat dari taman nasional itu, di Solok Selatan, kembali Debbie melihat makhluk soliter ini. Tahun itu juga dia kembali menyaksikan makhluk itu di hutan lindung di perbatasan Sumatera Barat dengan Sumatera Utara. Terakhir, pada 1996, Debbie melihatnya lagi di sebuah hutan produksi di Mukomuko, Bengkulu, dan di Tapan, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.

Namun tak satu pun yang berhasil dipotretnya. Padahal mereka sudah memakai kamera pengintai paling canggih yang biasa memotret harimau sumatera. Alhasil, tim penelitian ini lebih banyak mengandalkan penelitian berdasarkan pandangan mata saksi, termasuk mereka sendiri.

 “Badannya agak besar, tinggi sekitar 130 cm. Warna kulitnya madu tua, bulu di kepala sedikit tebal. Perawakan wajahnya hampir sama dengan orangutan tapi tidak mirip dengan manusia,” kata Debbie menceritakan ciri-cirinya, mirip seperti yang dilihat Denni di Gunung Singgalang.

Yanuar yang meraih gelar master dari Universitas Cambridge, Inggris, atas penelitian primata di Kerinci ini juga mengalami hal yang sama, hanya bisa melihat namun tak bisa mengabadikan gambar “orang pendek” ini. Bahkan Yanuar lebih dulu melihat “orang pendek” ini daripada Debbie. Kali pertama, seperti diungkapkannya dalam sebuah laporan terkait Project Orang Pendek, adalah di Provinsi Lampung di tahun 1993.

 “Jelas sekali berjalan dengan dua kaki, memperlihatkan ayunan tangannya,” kata Yanuar. “Warna (bulu)nya coklat agak keemasan.”

Meski tak mendapatkan gambar meyakinkan, Project Orang Pendek ini berhasil mengumpulkan spesimen rambut, feses, jejak telapak kakinya, serta bentuk pemukimannya. Rambutnya kemudian ada yang dikirim ke Inggris untuk diekstrak DNA-nya. Jejak kaki juga dicetak, memperlihatkan lekuk seperti telapak kaki manusia, namun lebih pendek, lebih lebar dan jempolnya agak besar dan mencelat.

“Jempol menonjol keluar dan beban sepertinya dibagi rata untuk menghasilkan kombinasi kera besar dan manusia. Saya mencatat beberapa persamaan, berdasarkan bentuk kaki,” Yanuar menulis di laporan riset.

Satu kali, dalam riset lapangan, tim sempat mendapatkan feses segar “orang pendek”. Baunya seperti feses manusia. Analisis atas feses ini, disimpulkan orang pendek itu adalah omnivora meski lebih banyak memakan sayur, buah-buahan dan akar-akaran. Orang pendek juga memangsa serangga seperti ulat pohon dan larva. “Tapi sepertinya dia tidak makan cabai,” kata Debbie lalu tertawa.

Kemudian tim juga mengumpulkan hasil wawancara dengan penduduk yang pernah bertemu makhluk itu. Narasumber ini macam-macam pekerjaannya, 57 persen petani, 18 persen pemburu atau pengumpul gaharu, 14 persen pegawai pemerintah, 4 persen ahli kehutanan dan lainnya sekitar 8 persen.

Ada variasi penampakan “orang pendek” di mata narasumber riset. Ada yang melihatnya berjalan dengan empat kaki, tapi umumnya dua kaki. Tapi semuanya konsisten melihat makhluk ini berjalan di atas tanah, tak ada yang melayang dari pohon ke pohon seperti dilakukan kera, beruk atau orangutan.

Sementara warna bulu di badannya, umumnya berwarna coklat meski ada sedikit yang melihatnya kemerahan atau keemasan. Bulu di kepala lebih panjang dan tebal, sementara di bagian dada dan perut lebih tipis sehingga memperlihatkan warna kulit mereka.

Umumnya mereka ditemui sedang berjalan, kemudian makan, dan sedikit yang bertemu sedang berbaring. Sementara tinggi badan, ada yang melihat di bawah 1 meter, namun ada yang sampai 130 sentimeter. (Lihat Bagian 2—Infografik)

Narasumber ini tersebar di sepanjang Bukit Barisan dari utara Sumatera Barat sampai ke selatan Bengkulu, baik dari dataran rendah sampai pegunungan di atas 1.000 meter di atas permukaan laut. Penamaannya pun beragam.

Di Sumatera Barat, “orang pendek” itu juga dikenal sebagai Si Bigau. Di Jambi sendiri, selain disebut Uhang Pandak (dialek lain dari ‘Orang Pendek’), juga disebut Antu Pandak dan Si Gugu.

William Marsden, yang menghabiskan masa mudanya di Sumatera antara tahun 1754 sampai 1836, sudah menyinggung soal Si Gugu ini dalam bukunya berjudul “History of Sumatra”. Dalam buku edisi tahun 1811, Marsden yang juga dari Inggris menceritakan bahwa di antara Palembang dan Jambi, ada dua suku yang hidup di hutan yakni suku Kubu dan Gugu. Gugu, dijelaskan Marsden, kecil dan berbulu di sekujur tubuhnya.

Seorang warga Sungai Penuh, Kerinci, Iskandar Zakaria, adalah salah satu warga yang percaya dengan keberadaan Orang Pendek. Di tahun 1990-an akhir, Iskandar yang kini berusia 71 tahun melihat betul Orang Pendek. Saat itu, Iskandar memang sengaja menjelajah hutan di kaki Kerinci dengan niat mencari makhluk legenda itu.

Di hari ketiga pencariannya, menjelang Subuh, Iskandar yang saat itu mau buang air besar di pinggir sungai di sebuah perkebunan melihat yang dicari-carinya. Orang Pendek terlihat turun dari bukit menuju sungai. "Saya terkejut dan hanya bisa diam saja. Karena, Uhang Pandak itu berjalan tepat di hadapan saya. Pada saat itu jaraknya hanya sekitar dua atau tiga meter saja dari saya," katanya.
  
"Pada saat melintas di depan saya, Uhang Pandak ini melirik saya. Kejadian itu cepat sekali. Karena, setelah melintas di hadapan saya, Uhang Pandak hilang ke dalam hutan lagi," katanya.
  
Dari pengamatan itulah, Iskandar menyatakan, wajah Orang Pendek sama sekali tidak menyerupai manusia. Sekujur tubuh mahluk dengan ketinggian sekitar 80 sentimeter ini ditutupi bulu seperti orangutan. Dan satu hal lagi, dia berjalan dengan telapak kaki ke depan, bukan terbalik seperti selama ini menjadi mitos di masyarakat

"Tempat tinggal Uhang Pandak ini semak rimbun. Makanannya kulit kayu yang ada di hutan. Karena, dari yang saya temui di sekitar tempat tinggal Uhang Pandak ini banyak bekas kupasan kulit kayu," katanya.

Berburu ‘Hobbit’ di Gua Flores


VIVAnews - Pernyataan Dr. Debbie Argue mencengangkan hadirin di sebuah forum ilmiah. "Kami telah membandingkan (tengkorak) Homo florensiensis dengan hampir semua spesies yang satu gen dengan kita, manusia," ungkap Dr. Argue. "Mereka mirip seperti Australopithecine, yang diyakini sebagai genus Homo sebelum berevolusi jadi manusia modern (Homo sapiens)." 

Argue membeberkan kisahnya satu dekade silam kala mengekskavasi Liang Bua di Flores. Ketika itu, bersama sejumlah rekan dalam tim penelitiannya, peneliti dari Departemen Arkeologi dan Antropologi di Australian National University (ANU) itu menggali jejak keberadaan manusia purba Homo florensiensis yang masih misterius.

Dan mereka nyaris tak percaya ketika menemukan jejak spesies manusia baru, yang diperkirakan hidup pada era Pleistosen itu, atau sekitar 2 juta - 12.000 Sebelum Masehi.

"Kita tahu bahwa Homo florensiensis telah berada di Flores, setidaknya dari 100 ribu tahun hingga 12 ribu tahun yang lalu," ucap Argue. "Tapi bukan tidak mungkin mereka pernah hidup bersama manusia modern. Setidaknya, 40 ribu tahun yang lalu juga ada Homo sapiens yang tersebar di Asia, Papua Nugini, dan Australia.”

"Inilah kenyataannya. Selama ini semua orang berpikir hanya spesies kita yang tersisa dan selamat sejak akhir Era Neanderthal, tapi ternyata tidak," ditandaskan oleh perempuan yang berkutat dengan jagat evolusi manusia sejak 1995 ini.

Semula, temuan Argue tak dipercaya banyak orang, termasuk oleh sejumlah arkeolog yang secara blak-blakan mengecam hasil penelitiannya. Mereka menuding yang ditemukan Argue hanyalah tengkorak manusia modern yang menderita kelainan microcephaly, atau mempunyai tengkorak dan otak berukuran lebih mungil dari standar manusia normal.

Debbie pantang mundur. Dia berteguh pada pendiriannya. Dia yakin temuannya bisa mengubah paradigma arkeologi, menjungkirbalikkan gagasan utama yang hidup saat ini bahwa Homo sapiens adalah satu-satunya gen manusia di Bumi, yang tersisa sejak kepunahan Homo erectus (1,8 juta - 300 ribu tahun lampau) dan Neanderthal (600 ribu - 350 ribu tahun lampau).

"Ini adalah ilmu. Memang bukan bukti definitif, tapi ini hipotesis yang sangat-sangat solid," dia berkukuh. 

Belakangan, pengakuan pun datang. Hasil kerja keras Argue mendapat apresiasi dan dipublikasikan di Journal of Human Evolution.

***

Manusia kerdil. Sebagian ada yang memandangnya dari kacamata skeptis, cuma fiksi, bahkan takhayul. Tapi, banyak juga yang mempercayainya sebagai sesuatu yang nyata. Namun, memang sulit mengungkapkan wujud gen Homo satu ini. Ia masih tersimpan di gudang misteri, lantaran habitatnya tersembunyi di gua dan hutan belantara.

Di Indonesia, koloni orang cebol menyebar di Pulau Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara. Perawakannya pun berbeda-beda. Ada yang berbulu tebal, ada yang tak berdagu. Beberapa di antara mereka telah menyedot perhatian dari ilmuwan asing untuk datang membuktikan apakah manusia kerdil purba benar-benar pernah membangun peradabannya di Tanah Air. Atau, sebaliknya. Itu hanya mitos belaka.

Homo florensiensis

Habitat: Sekitar Liang Bua, Flores, Nusa Tenggara Timur.

Ciri-ciri: Tinggi badan 70 - 140 cm, berkulit gelap, rambut hitam, mata cekung, hidung pesek, gigi besar, berlengan panjang, tidak memiliki dagu, pergelangan tangan menyerupai gorila, dan ukuran kaki sangat panjang.

Spesies ini dikenal juga dengan sebutan Manusia Flores atau Hobbit. Nama itu diberikan para peneliti untuk genus Homo yang memiliki tubuh dan volume otak kecil, dari serial subfosil sembilan individu berbeda yang ditemukan di Liang Bua, Pulau Flores, pada tahun 2001. Kesembilan fragmen itu, yang diberi kode LB1 sampai LB9, menunjukkan ada postur manusia pendek yang tingginya cuma sepinggang manusia modern, atau sekitar 100 cm saja.

Pada September 2003, tim peneliti Indonesia dan tim Australia melakukan ekspedisi lanjutan. Tim Indonesia dipimpin oleh Raden Pandji Soejono dari Puslitbang Arkeologi Nasional dan tim Australia dipimpin Mike Morwood dari Universitas New England.

Pada kedalaman lima meter, tim dikagetkan dengan temuan kerangka mirip manusia tetapi luar biasa kerdil. Tulang-tulang itu tidak membatu, namun rapuh dan lembab. Ada sembilan individu, tapi tak ada yang bagian tubuhnya lengkap. Liang Bua diperkirakan merupakan pekuburan.  
 
Melihat ukuran tengkorak dan tulang, serta kondisi kerangka yang tidak memfosil--juga temuan sisa-sisa tulang hewan dan alat-alat di sekitarnya-- usia seri kerangka ini diperkirakan berasal dari 94 ribu hingga 13 ribu tahun yang lalu, atau sebaya dengan Pithecantropus erectus yang ditemukan di Bengawan Solo, Jawa.

Menurut data Pusat Penelitian Arkeologi Nasional, spesies ini mempunyai volume otak 400 cc; jauh lebih kecil dibandingkan volume otak manusia modern yang 1.400 cc. Namun, meski berotak mungil, mereka tidak terbelakang--justru boleh dianggap jenius. Di zaman itu, Homo florensiensis diyakini bisa memasak, membuat rakit, dan berburu mangsa besar, seperti stegodon atau gajah purba. Hal itu dibuktikan dengan bukti-bukti berupa artefak perkakas berburu yang terbuat dari batu dan kerangka sisa hewan mangsa.

Temuan itu dikukuhkan dengan kenyataan bahwa di sekitar Liang Bua, tepatnya di Dusun Rampasasa, Kabupaten Manggarai, Flores, terdapat koloni penduduk yang berperawakan pendek, dengan tinggi badan maksimal 140 centimeter. 

Mereka juga percaya bahwa fragmen Homo florensiensis yang ditemukan para ilmuwan itu adalah nenek moyang mereka. "Kami yakin mempunyai hubungan keturunan yang erat dengan mereka (Homo florensiensis), walau ilmuwan mengatakan usianya sekitar 18 ribu tahun," ujar salah seorang penduduk bernama Mattias Haru pada Aljazeera.

Namun, kepercayaan penduduk setempat itu dinilai tak berdasar oleh Wahyu Saptomo, arkeolog dari Universitas Gadjah Mada. "Saya pikir itu hanya fantasi mereka. Dari yang kami temukan, mereka bukan Homo floresiensis. Dari ukuran otak dan ciri-cirinya saja berbeda. Mereka sama seperti kita, Homo sapiens."

Kendati peneliti yakin bahwa yang mereka temukan adalah spesies baru genus Homo, sampai saat ini belum ada kajian ilmiah yang membandingkan Homo floresiensis dengan kerangka manusia kerdil Flores yang menderita mikrosefali.

Suku Oni

Habitat: Sekitar Dekko Mappesangka Ponre, 60 km dari kota Watampone, Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan.

Ciri-ciri: tinggi badan rata-rata 70 cm, kulit mirip manusia, wajah keriput seperti orang tua, berbusana primitif dari kulit tenunan kayu.

Berbeda dengan Homo florensiensis, Suku Oni justru masih eksis di zaman modern. Mereka bukan tergolong manusia purba. Fisiknya menyerupai manusia normal, hanya saja berukuran tubuh seperti anak kecil. Hanya sepinggang manusia normal, bahkan lebih kecil.

Suku primitif ini tinggal bersembunyi di gua-gua di pegunungan Bone, Sulawesi Selatan. Konon, hidup mereka hanya bergantung pada buah-buahan yang ada di hutan sekitar pemukiman mereka. Lokasinya terpencil, seperti di Dusun Dekko Mappesangka Ponre, kurang lebih lima kilometer dari pemukiman warga.

Kepada Bugis Pos, Ahmad Lukman Mappasangka, mantan Kepala Desa Ponre, pernah memasuki pemukiman Suku Oni. "Itu adalah ketika saya terpilih sebagai kepala desa untuk pertama kalinya, sekitar 15 tahun yang lalu. Saya diundang oleh kepala suku mereka. Itu pun hanya satu kali. Saya pikir itu adalah bentuk apresiasi mereka terhadap saya sebagai kepala desa baru di wilayah mereka," ujar Ahmad.

Dia mengisahkan Suku Oni tinggal di dalam gua bermulut sempit. Hanya orang berbadan kecil yang bisa masuk ke dalamnya. Namun, di dalam gua, terdapat ruang yang luas dan terang.

"Mereka mempunyai furnitur alam. Ada kursi yang terbuat dari batu, juga perabotan rumah tangga lain, seperti piring, teko, cangkir, dan mangkuk yang bagus. Bahkan ada yang dilapisi emas. Piringnya terbuat dari keramik antik," Ahmad menambahkan. 

Sayangnya, bahasa Suku Oni tidak dimengertinya. "Ketika itu, saya hanya menggunakan bahasa isyarat," kata Ahmad.

Bagi penduduk di sekitar pegunungan dan hutan di wilayah Ponre, keberadaan suku primitif ini sudah lama mereka kenali. Walau dibumbui kisah takhayul, warga di wilayah ini mengaku pernah melihat suku Oni, meski tidak bertegur sapa karena kendala bahasa. Buat sebagian warga yang tinggal di sekitar Desa Palet, Suku Oni bahkan diyakini sebagai makhluk setengah siluman.

Menilik riwayatnya, Suku Oni merupakan salah satu suku asli Bone, Sulawesi Selatan. Dahulu kala, mereka digunakan sebagai pekerja untuk membangun benteng kota dan irigasi kerajaan. Suku ini dikenal ulet, lincah, dan kuat. Menurut Ahmad, tak sedikit dari mereka yang dimanfaatkan sebagai mata-mata Raja Bone saat berperang melawan invasi Belanda.

Beberapa tahun terakhir, warga Suku Oni semakin jarang dilihat penduduk Desa Palet. Pemukiman mereka semakin terpencil dan tersembunyi. Sesekali saja mereka masih terlihat, di tengah malam, hanya untuk mengambil air, sembari membawa ember kayu dan obor. (kd)



 • ParadiseBOX

Kunci Meningkatkan Jumlah Sperma Berkualitas

• ParadiseBOX

ntuk meningkatkan pembuahan dibutuhkan sperma yang berkualitas.

Sel sperma (bioethics.net)
Sel sperma (bioethics.net)

VIVAlife - Penurunan jumlah sperma rata-rata pada pria normal dalam setengah abad terakhir sekitar 40-50 persen. Sehingga, pria masa kini memiliki peluang lebih kecil membuahi sel telur selama konsepsi dibanding para pendahulunya.

Untuk meningkatkan kemungkinan terjadinya pembuahan dibutuhkan banyak sperma yang berkualitas.  Ada beberapa cara yang bisa dilakukan pria untuk meningkatkan jumlahnya. 

Berhenti merokok dan minum alkohol
Merokok merusak kualitas dan pergerakan sperma. Seperti dilansir dari Times of India, rokok memperpendek usia sperma dan dapat menyebabkan perubahan genetik yang berpengaruh buruk pada gen dan keturunan. Alkohol juga menurunkan produksi sperma dan hormon testosteron pada pria.

Berolahraga rutin
Lakukan olahraga teratur dengan intensitas dan durasi moderat dengan pengawasan jika memungkinkan. Latihan fisik yang berlebihan berpengaruh negatif pada kesuburan. Penurunan berat badan berlebihan akan cenderung menyebabkan ketidakseimbangan hormon testosteron/estrogen.

Menu bergizi

Makan makanan bergizi yang rendah lemak dan tinggi protein, sayuran dan biji-bijian, serta kurangi asupan kafein. Hindari pula penggunaan pelumas secara berlebihann karena dapat menyebabkan kematian sperma.

Hindari menyimpan ponsel di kantung celana 

Jangan menyimpan ponsel di kantung celana, atau menaruh laptop di pangkuan. Suhu tinggi akan membuat testis terekspos panas terlalu banyak dan mempengaruhi produksi sperma. Namun sesekali mandi uap atau spa tidak menimbulkan efek negatif.

Kenakan pakaian longgar

Pakaian yang ketat meningkatkan suhu di sekitar testis sehingga menurunkan produksi sperma. Pakaian longgar mempertahankan suhu testis lebih dingin daripada suhu tubuh.

Relaksasi
Yoga dan meditasi dapat mengurangi tingkat stres. Selain kesehatan fisik, keseimbangan kesehatan mental akan  meningkatkan kesuburan pria.

Penggunaan obat tertentu

Asupan steroid anabolik harus berdasar resep dokter, karena dapat menyebabkan azoospermia yaitu pria menghasilkan sperma tak lengkap atau tidak ada sperma sama sekali.

Penuhi kebutuhan vitamin dan mineral 

Asup vitamin seperti Vitamin C, Vitamin A, Vitamin E dan Zinc secara teratur. Vitamin dan mineral tertentu dapat mengurangi Reactive Species Oxygen (ROS) dalam air mani dan membantu memelihara sperma normal serta mencegah penggumpalan sperma.

Seks teratur
Hubungan intim penting menjaga agar fungsi kesehatan seks tetap baik. Hubungan seks secara rutin mengurangi kemungkinan infeksi dan meningkatkan kesuburan.

• ParadiseBOX

Ditemukan, Hiu Banteng Berkepala Dua

• ParadiseBOX

Bukan kembar siam. Hati dan perutnya tetap satu.

ddd

Hiu banteng berkepala dua
Hiu banteng berkepala dua(sharkdefense.com)

VIVAnews - Peneliti kelautan di Michigan State University telah mengonfirmasi, bahwa telah ditemukan hiu banteng berbadan satu dengan dua kepala untuk pertama kalinya. Dan, ikan ini bukan kembar siam.

Menurut Michael Wagner, salah seorang peneliti, spesimen yang ditemukan di Teluk Meksiko pada tahun 2011, merupakan contoh dicephalia pertama dari hiu banteng.

"Ini adalah salah satu fenomena yang menarik dan jarang terdeteksi," katanya, seperti dilansir Scienceagogo, 26 Maret 2013.

"Sangat penting untuk dicatat dalam sejarah alam dunia. Tapi, kami harus menemukan lebih banyak spesies ini sebelum menarik kesimpulan," jelasnya.


Namun, peneliti mengakui sulit dalam menemukan fenemonena ini, sebab rata-rata makhluk dengan kelainan akan mati tak lama setelah lahir. Pada kasus ini, seorang nelayan menemukan hiu berkepala dua saat membuka perut hiu dewasa di Florida Keys, AS.

"Anda akan banyak melihat kasus serupa pada kadal dan ular," tutur Wagner. "Ini disebabkan organisme mereka sering dibesarkan di penangkaran, dan peternak lebih cenderung mengamati anomali," imbuhnya.

Untuk memecah misteri ini, Wagner pun mengamatinya dengan teknologi pencitraan resonansi magnetik, atau populer dengan sebutan magnetic resonance imaging (MRI). Hasilnya, tanpa merusak spesimen unik, MRI mengungkapkan ada dua kepala yang berbeda, sementara hati dan perut tetap satu hingga membentuk satu ekor ke belakang.


Wagner mencatat, ada kemungkinan temuan spesies ini merupakan hiu banteng yang cacat sebagai implikasi dari polutan. "Mengingat saat hiu unik ini ditemukan berada di dekat tumpahan minyak Horizon Deepwater. Saya tahu, beberapa orang langsung ingin menarik kesimpulan itu," tuturnya.

"Tetapi, langsung mengambil kesimpulan tanpa bukti tentu tidak beralasan. Kami belum memiliki cukup bukti untuk mengatakan bahwa fenomena ini adalah hasil dari polusi," pungkas Wagner. (sj)


• ParadiseBOX

Cara Akhir Tangkal Asteroid ke Bumi

• ParadiseBOX

Bukan guyonan. Saran ini terlontar dari mulut kepala NASA. Pasrah?

ddd

Asteroid berukuran raksasa menghantam Bumi (ilustrasi)
Asteroid berukuran raksasa menghantam Bumi (ilustrasi)(starryskies.com)

VIVAnews - Kepala NASA Charles Bolden mengungkapkan, bahwa salah satu cara ampuh untuk menangkal datangnya asteroid besar ke Bumi adalah dengan cara berdoa.

Pernyataan itu terlontar dari mulut Bolden kala berbicara di depan anggota parlemen Amerika Serikat di sebuah acara Sidang Komite Sains.

Saran itu menggambarkan kepasrahan ketika ada asteroid menuju ke Bumi. Memang. Sampai saat ini belum ada cara yang benar-benar jitu untuk menangkal serangan asteroid ke Bumi.

Seperti pada bulan Februari lalu, sebuah asteroid yang diperkirakan berdiameter 45 meter menghantam kawasan Chelyabinsk, Rusia. Hantamannya menghancurkan ribuan bangunan rusak dan 1.500 orang terluka.

Sementara, beberapa hari sebelumnya, sebuah asteroid berukuran lebih besar melintas di dekat Bumi dengan jarak 17.200 mil dari permukaan. Akibatnya, beberapa jaringan satelit TV dan telekomunikasi sempat mengalami gangguan.

"Peristiwa-peristiwa itu menunjukkan bahwa pada sistem Tata Surya terdapat banyak benda langit yang berpotensi membahayakan kesinambungan makhluk Bumi," kata Eddie Bernice Johnson, perwakilan Partai Demokrat dari Texas, dilansir Reuters, 21 Maret 2013.

Sementara menurut Lamar Smith, perwakilan Partai Republik dari Texas, manusia masih sangat beruntung lolos dari ancaman asteroid pada bulan lalu. "Kita hanya mendapat kepanikan saja dan bukan bencana nyata," ungkap dia.

Sampai saat ini, NASA telah menemukan sekitar 95 persen obyek-obyek yang terbang di dekat Bumi. Ada yang berukuran 900 meter, bahkan berdiameter lebih besar.

"Bayangkan, jika ada sebuah asteroid berukuran satu kilometer menghantam Bumi. Sudah dipastikan itu akan mengakhiri peradaban di Bumi," kata John Holdren, staf ahli Presiden Amerika Serikat Bidang Sains dan Teknologi.

Saat ini, lanjut dia, NASA telah meningkatkan upaya pemantauan benda-benda langit dengan membangun mitra dengan institusi internasional. "Itu dilakukan untuk menciptakan teknologi yang dapat menangkal serangan asteroid ke bumi," kata Holdren.

Contoh dari serangan asteroid yang berakibat fatal di bumi adalah pada 66 juta tahun lalu, di mana sebuah asteroid berukuran sangat besar menghantam sebuah wilayah di Meksiko. Konon, serangan itulah yang menjadi penyebab punahnya dinosaurus, tanaman, dan hewan-hewan purba di Bumi.

Jadi, saran NASA cukup beralasan. Tidak ada salahnya Anda berdoa untuk menghindari asteroid datang dan benar-benar mampir ke Bumi. (adi)

© VIVA.co.id   |

• ParadiseBOX

Diet Sukses, Makan dengan Porsi Kecil

• ParadiseBOX


detail berita
Makan sehat (Foto: Google)
BANYAK wanita yang seringkali menuntut untuk menurunkan berat badan secara instan. Padahal, menurunkan berat badan dengan diet sehat membutuhkan proses dan disiplin untuk mengubah gaya hidup lebih sehat.

Menurunkan berat badan tidak dapat terjadi dalam semalam. Anda membutuhkan proses yang baik agar mendapat tubuh ramping dan ideal tanpa harus mengorbankan kesehatan Anda. Berikut ini adalah beberapa tips untuk membantu menurunkan berat badan dan tetap sehat secara bersamaan seperti yang dilansirMagforwoman.

Jadikan olahraga kegiatan yang menyenangkan
Olahraga adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk menurunkan berat badan. Walu terkadang bisa menjadi sangat membosankan. Jika Anda menganggap olahraga di gym atau berlari di treadmill sangat membosankan, Anda bisa mencari alternatif olahraga lain seperti aerobik atau tari zumba yang saat ini sedang populer.

Makan dalam porsi kecil
Ahli nutrisi sering mengulang bahwa makan banyak dalam satu waktu tidak akan membantu Anda untuk menurunkan berat badan. Ini malah akan membuat Anda menjadi malas bergerak dan menimbun lemak. Cara terbaik adalah dengan makan empat bahkan lima kali sehari dengan jumlah porsi yang lebih kecil. Makan dalam jumlah kecil akan membantu tubuh Anda untuk mencerna dan membakar kalori lebih cepat.

Buah dan sayuran dalam menu Anda
Satu mangkuk salad buah dengan yoghurt tanpa rasa bisa menjadi menu yang lezat bagi Anda yang ingin menurunkan berat badan. Anda bisa makan salad buah sebagai makanan utama, jika Anda tidak suka makan banyak dalam porsi kecil. Ini akan lebih sehat dan membantu menurunkan berat badan.(ind) (tty)

  • ParadiseBOX

Agar Kehidupan Seks Lebih Baik

• ParadiseBOX



Jakarta
 - Aktif saat bercinta tidak harus selalu dilakukan para pria. Wanita, juga tidak dilarang berinisiatif lebih dulu ketika berhubungan intim apalagi di era modern seperti sekarang ini. Karena, menjaga kehidupan seks yang aktif merupakan tugas kedua pihak, pasangan wanita maupun pria.img
dok. Thinkstock

Ada berbagai cara untuk menciptakan seks lebih baik sekaligus menyenangkan pasangan saat bercinta. Kuncinya adalah, rajin-rajinlah menemukan hal-hal baru untuk membumbui kehidupan seks Anda. Ikuti lima tips yang dikutip dari Lifemojo ini.

1. 'Komunikasi' Saat Bercinta
Tidak ada hal yang membuat pria tambah bergairah saat bercinta, selain 'pembicaraan nakal' di balik selimut. Kebanyakan pria suka bila mendengar pasangannya memberi 'perintah' saat sedang intercourse.

Jangan ragu memberi tahu si dia hal-hal yang Anda suka atau tidak suka saat bercinta. Misalnya, Anda suka saat si dia melakukan gaya seks misionaris sambil menciumi leher Anda, atau Anda merasa lebih nyaman saat bercinta sambil memeluk erat. Semakin Anda terbuka pada si dia, akan semakin antusias dia memenuhi keinginan Anda.

2. Eksperimen dan Inovasi
Anda harus mencoba berbagai posisi seks berbeda, bila ingin kehidupan seks lebih menyenangkan dan tidak membosankan. Cari posisi seks yang paling dia sukai, dan buatlah variasi gaya untuk membuatnya lebih menarik. Tapi pastikan juga, posisi tersebut juga bisa membuat Anda nyaman agar kegiatan seks bisa dinikmati bersama.
Anda bisa mencoba gunakan 'alat pendukung', misalnya menaruh buah anggur atau stroberi di sekitar perut dan area dekat Mr happy. Lalu makan buah satu per satu menuju ke dekat daerah paling sensitifnya itu. Menonton film dewasa untuk mendapatkan inspirasi, tidak ada salahnya Anda lakukan.

3. Suportif
Kesulitan ereksi bisa dialami pasangan Anda. Tapi sebisa mungkin jangan menunjukkan kekecewaan atau kekesalan Anda di depannya. Pria biasanya sangat sensitif jika sudah menyangkut masalah ejakulasi dini atau disfungsi ereksi.

Maka itu, Anda harus berhati-hati menanganinya. Coba manjakan si dia dengan foreplay yang lebih lama. Bila tidak bisa juga membuatnya ereksi, mungkin ada masalah atau pikiran yang sedang membebaninya. Ajaklah pasangan Anda bicara dari hati ke hati, buat perasaannya rileks dan nyaman bicara terbuka pada Anda.

4. Lubrikasi
Lubrikasi adalah satu bagian yang paling penting dalam seks. Penetrasi bisa lebih mudah dan lancar dengan lubrikasi yang tepat. Namun terkadang, penetrasi bisa sulit dilakukan karena kurangnya lubrikasi pada Miss V. Jika Anda kesulitan mendapatkan lubrikasi alami dari Miss V, mungkin bisa coba gunakan cairan lubrikan untuk membantu.

5. Bentuk Mindset Cantik dan Seksi
Kepercayaan diri adalah persoalan paling krusial saat berhubungan seks. Sangat penting bagi wanita untuk menganggap dirinya cantik dan seksi di atas tempat tidur. Tidak harus mengenakan lingerie super seksi atau menggunakan riasan tebal. Cukup tubuh yang bersih, rias wajah natural, jadi diri sendiri dan yakin bahwa pasangan menyukai Anda apa adanya.
• ParadiseBOX

Aplikasi dan Smartphone, Dua Elemen Pendukung Gaya Hidup Masa Kini

• ParadiseBOX


img

Jakarta - Aplikasi merupakan bagian penting yang tak dapat dipisahkan dari smartphone. Tanpa aplikasi, smartphone dengan segudang fitur canggih akan terasa kurang lengkap. Ini dikarenakan pengguna smartphonedapat mengoptimalkan fungsi ponselnya dengan meng-install aplikasi yang dirasa sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Besarnya demand pengguna membuat para developer pun berlomba-lomba membuat aplikasi baru yang inovatif, unik dan mampu menciptakan tren. Per Februari 2013, sudah ada lebih dari 700.000 aplikasi di Google Play yang dapat diunduh gratis maupun berbayar. Ratusan ribu aplikasi untuk OS Android ini terdiri dari belasan kategori seperti lifestyle, social media, komunikasi, kesehatan, produktivitas, travel, musik, film, transportasi dan masih banyak lagi.

Salah satu kategori aplikasi yang paling populer di kalangan pengguna smartphone adalah social media. Berbagi momen dengan teman-teman lewat social media memang sudah menjadi bagian dari gaya hidup penggunasmartphone saat ini. Tak terkecuali bagi pengguna smartphone premium Samsung. Aplikasi chatting seperti WhatsApp dan Line merupakan sarana terfavorit untuk berkomunikasi dengan teman-teman.

Sementara itu, melihat foto di aplikasi social media seperti Path, Instagram di Samsung Galaxy S III dan Samsung Galaxy Note II lebih lega dan nyaman karena ukuran layarnya yang lebar yakni 4,8 inci dan 5,5 inci. Tampilannya juga lebih tajam dan jelas meski sedang berada di luar ruangan saat siang hari berkat layar berkualitas HD Super AMOLED (720x1280p).

Mau foto Anda dapat banyak ‘love’ dari teman/followers di Path dan Instagram? Tentu bisa karena hasil jepretan kamera cerdas 8MP Samsung Galaxy S III lebih memuaskan. Ada fitur Burst Shot untuk menangkap obyek bergerak secara terus menerus dan Best Shot yang merekomendasikan foto terbaik dari 8 foto yang diambil. Dalam kondisi penerangan kurang, hasil foto tetap jelas karena ada fitur BIS (Better Image Stabilizer).

Hampir semua momen dapat dibagikan melalui social media, salah satunya momen saat kita berolahraga. Berkeringat di gym atau jogging track memang sudah menjadi gaya hidup masa kini yang mengutamakan kesehatan. Namun kurang lengkap rasanya jika tidak di-share ke teman-teman melalui social media. Aplikasi olahraga/kesehatan seperti Nike+ Running dan Endomondo Sports Tracker dapat dimanfaatkan untuk berbagi momen sehat sekaligus mengajak teman-teman kita untuk ikut berolahraga.

Tentunya fitur-fitur canggih yang ada di Samsung Galaxy S III dan Samsung Galaxy Note II tidak sekedar untuk eksis di social media. Kita dapat membuka dan mengedit dokumen seperti Word, PowerPoint maupun Excel sehingga urusan pekerjaan semakin mudah. Fitur eksklusif Samsung Galaxy Note II seperti S Pen dan S Note memungkinkan kita membuat catatan ide atau memo meeting yang lebih kreatif. S Pen yang telah disempurnakan membuat goresan tangan lebih presisi. Anda juga dapat melakukan screen shot, crop gambar dan mengeditnya langsung.

Tertarik menggunakan Samsung Galaxy S III atau Samsung Galaxy Note II? Caranya sangat mudah. Tulis cerita sukses dan tokoh yang menginspirasi Anda di www.switch2success.com. Enam cerita terbaik akan mendapatkan hadiah masing-masing tiga Samsung Galaxy S III dan tiga Samsung Galaxy Note II. Kirimkan tulisan Anda sebelum periode program The Success Switch berakhir pada 31 Maret 2013.



• ParadiseBOX

Sering Sakit Punggung? Ini Penyebab & Cara Mengatasinya

• ParadiseBOX


img
dok. Thinkstock















Jakarta
 - Sakit punggung merupakan gangguan kesehatan yang umum dialami banyak orang. Dikutip dari Health, 9 dari 10 orang dewasa pernah mengalami sakit punggung beberapa kali dalam hidup mereka. Bahkan 5 dari 10 orang tercatat menderita sakit punggung setiap tahunnya.

Nyeri pada area belakang tubuh biasanya disebabkan oleh cara Anda duduk, berdiri dan mengangkat barang. Dengan lamanya waktu yang dihabiskan untuk duduk, tubuh Anda mau tak mau harus menyesuaikan diri dengan posisi tersebut. Tubuh harus beradaptasi dengan berat yang tertumpu pada pinggul dan panggul saat Anda duduk tegak, bungkuk atau posisi lainnya.

Selain itu, ada pula proses pada otot yang bisa menyebabkan punggung terasa nyeri. Saat duduk, otot fleksor di panggul secara otomatis akan menegang, dan ketika berdiri bokong pun berubah menjadi lebih lemah dan kendur karena berada pada posisi yang rileks. Hal itu sering disebut 'muscle imbalance'.

Akibat dari ketidakseimbangan otot, akan menimbulkan disfungsi postural dari panggul dan tulang belakang, sehingga menjadikan keduanya berada pada posisi yang tidak normal. Posisi ini bisa merusak kesehatan orang yang sebelumnya tidak memiliki masalah pada punggung, dan bencana bagi mereka yang menderita segala jenis sakit punggung. Ini Beberapa langkah untuk mengatasi nyeri punggung. 

1. Saat duduk
Cobalah berbagai posisi duduk dan menggantinya setiap saat. Misalnya duduk dengan kaki yang diluruskan atau ditekuk sehingga telapak kaki menyetuh roda kursi. Sesekali berjalan meninggalkan meja kerja dan berdiri saat mengangkat telpon atau membersihkan meja, juga merupakan cara lain untuk mengurangi nyeri punggung.

2. Saat Berdiri
Jika pekerjaan menuntut Anda untuk berdiri sepanjang hari, pastikan bahwa Anda mengenakan sepatu berkualitas yang mendukung kontur kaki. Mekanika tubuh dimulai ketika kaki Anda menyentuh tanah. Oleh karena itu penggunaan sepatu netral (tidak menggunakan hak) sangat dianjurkan.

Salah satu kebiasaan buruk seseorang ketika berdiri adalah menumpu berat badan pada salah satu kaki saat sedang berdiri lama. Posisi tersebut bisa mencelakai panggul dan tulang belakang. Jadi, usahakan selalu menumpu berat badan pada kedua kaki.

3. Saat Mengangkat Barang
Saat mengangkat barang dengan berat lebih dari 4,6 kilogram secara berulang-ulang, bisa buat punggung Anda dalam keadaan bahaya. Bukan karena kegiatannya, melainkan karena ketidakmampuan tubuh untuk mentolerir stres dari berat. Dengan kata lain, Anda bisa mengangkat benda appaun selama masih mampu mengangkatnya.

Namun ketika tidak mampu, dan tetap memaksa untuk mengangkatnya, maka akan terjadi ketidakseimbangan otot. Jika hal itu terjadi, hanya butuh waktu atau stres yang akhirnya membuat Anda merasakan nyeri pada punggung.

4. Stres
Ini merupakan hal yang tak terhindarkan dari kehidupan kantor, dan berperan sebagai penyebab otot tegang yang dapat membuat cider. Stres juga menurunkan toleransi Anda terhadap nyeri. Untuk beberapa kasus, mengatur pernapasan bisa meminimalkan stres. Selain itu, berjalan di taman, atau membicarakan masalah yang membuat frustrasi dengan teman, dipercaya bisa membantu.

• ParadiseBOX

For friends of bloggers who frequently read articles in this blog, please Copy / Paste and share it anywhere you like. However, if acceptable please indicate the source of the articles link blogger friend share (copy / paste). Let Share information for us all, because now the information is easily obtained, and this blog is one source of reliable information, becauseof the already trusted sources,


Reading is one of the best ways to get information
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...