LuckyDelapan News
JUM'AT, 11 NOVEMBER 2011, 13:56 WIB
Irvan Beka, Jonathan Pandapotan
VIVAnews - Atlet dayung, Eka Octarorianus, tampil superior pada hari pertama SEA Games, Jumat 11 November 2011. Ia meraih 2 medali emas untuk bangsa Indonesia setelah tampil tercepat di nomor 1.000m C1 Man dan 1.000m C1 Man, Jumat, 11 November 2011. Yang terakhir berpasangan dengan Anwar Tarra.
Sesuai janji Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, tiap atlet Indonesia yang meraih medali emas akan dihadiahi bonus Rp 200 juta. Ini artinya, uang Rp400 juta dipastikan akan berada di kantong Eka.
"Rasanya senang. Bersyukur kepada Allah. Terima kasih juga kepada masyarakat Indonesia yang telah mendoakan saya dapat emas di SEA Games kali ini," kata Eka beberapa saat seusai mengikuti perlombaan di Situ Cipule, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
"(Soal bonus Rp 400 juta) Belum tahu mau beli apa. Enggak saya duga dapat dua emas. Belumkepikiranlah, mau beli apa," katanya dengan lugu.
Dalam laga tadi, Eka sebenarnya sempat kesulitan. Pada lomba pertama Kano di nomor 1000 C1 Man Final, Eka sempat tertinggal dari pesaingnya asal Myanmar, Whin Htike. Meski demikian, ia kemudian bangkit dan sukses finis pertama.
"Pesaing dari Myanmar hari ini cukup berat. Soal tertinggal, itu mengatur strategi aja. Kita menyimpan tenaga. Kita juga baca kekuatan lawan dulu dan mengatur supaya bisa sampai ke garis finis duluan," beber Eka.
Anak Petani
Eka Octarorianus baru berusia 22 tahun. Di usia yang masih sangat muda ia telah sukses mengharumkan nama Indonesia dan menjadi pahlawan.
"Saya dedikasikan kemenangan ini buat kedua orang tua saya. Mereka selalu mendukung karir saya," katanya, lagi.
Eka bukanlah berasal dari keluarga berada. Kedua orang tuanya adalah petani. Namun, secercah titik terang datang ketika ia dilirik pemandu bakat.
"Aku asli Riau. Dari kecil sudah bisa dayung. Ada waktu itu yang kebetulan minta saya ikut seleksi. Setelah 3 bulan latihan langsung ikut pelatnas di Medan," kata Eka yang bercerita tentang awal karienya pada 2006 lalu.
Cinta Eka terhadap olahraga dayung begitu besar. Berkat dayung, ia bisa menjadi tumpuan hidup keluarganya.
"Dayung sudah jadi pilihan hidup saya. Berkat dayung saya diangkat jadi PNS pada 2009. Sekarang saya PNS di provinsi Riau," sambung pria kelahiran Riau, 25 Oktober 1989 itu.
Eka berharap, para atlet Indonesia lain dapat termotivasi dengan keberhasilannya meraih emas. Ia yakin Indonesia bisa keluar sebagai juara umum.
"Buat teman-teman atlet lain yang mau tanding, mudah-mudahan bisa dapat emas. Kita tuan rumah dan target kita adalah juara umum SEA Games," tuntasnya. (eh)
• VIVAnewsSesuai janji Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Andi Mallarangeng, tiap atlet Indonesia yang meraih medali emas akan dihadiahi bonus Rp 200 juta. Ini artinya, uang Rp400 juta dipastikan akan berada di kantong Eka.
"Rasanya senang. Bersyukur kepada Allah. Terima kasih juga kepada masyarakat Indonesia yang telah mendoakan saya dapat emas di SEA Games kali ini," kata Eka beberapa saat seusai mengikuti perlombaan di Situ Cipule, Desa Mulyasari, Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
"(Soal bonus Rp 400 juta) Belum tahu mau beli apa. Enggak saya duga dapat dua emas. Belumkepikiranlah, mau beli apa," katanya dengan lugu.
Dalam laga tadi, Eka sebenarnya sempat kesulitan. Pada lomba pertama Kano di nomor 1000 C1 Man Final, Eka sempat tertinggal dari pesaingnya asal Myanmar, Whin Htike. Meski demikian, ia kemudian bangkit dan sukses finis pertama.
"Pesaing dari Myanmar hari ini cukup berat. Soal tertinggal, itu mengatur strategi aja. Kita menyimpan tenaga. Kita juga baca kekuatan lawan dulu dan mengatur supaya bisa sampai ke garis finis duluan," beber Eka.
Anak Petani
Eka Octarorianus baru berusia 22 tahun. Di usia yang masih sangat muda ia telah sukses mengharumkan nama Indonesia dan menjadi pahlawan.
"Saya dedikasikan kemenangan ini buat kedua orang tua saya. Mereka selalu mendukung karir saya," katanya, lagi.
Eka bukanlah berasal dari keluarga berada. Kedua orang tuanya adalah petani. Namun, secercah titik terang datang ketika ia dilirik pemandu bakat.
"Aku asli Riau. Dari kecil sudah bisa dayung. Ada waktu itu yang kebetulan minta saya ikut seleksi. Setelah 3 bulan latihan langsung ikut pelatnas di Medan," kata Eka yang bercerita tentang awal karienya pada 2006 lalu.
Cinta Eka terhadap olahraga dayung begitu besar. Berkat dayung, ia bisa menjadi tumpuan hidup keluarganya.
"Dayung sudah jadi pilihan hidup saya. Berkat dayung saya diangkat jadi PNS pada 2009. Sekarang saya PNS di provinsi Riau," sambung pria kelahiran Riau, 25 Oktober 1989 itu.
Eka berharap, para atlet Indonesia lain dapat termotivasi dengan keberhasilannya meraih emas. Ia yakin Indonesia bisa keluar sebagai juara umum.
"Buat teman-teman atlet lain yang mau tanding, mudah-mudahan bisa dapat emas. Kita tuan rumah dan target kita adalah juara umum SEA Games," tuntasnya. (eh)
0 comments:
Post a Comment