• ParadiseBOX
• ParadiseBOX
Foto : Senator John McCain (The Ticket)
WASHINGTON - Senator Amerika Serikat (AS) John McCain kembali mengkritik kebijakan luar negeri Presiden Barack Obama. McCain mengatakan, Obama tidak akan bisa untuk menghentikan Iran dalam membangun senjata nuklir.
"Apakah Iran benar-benar berpikir bahwa kita serius dalam bertindak? Mereka melihat kita meninggalkan Irak yang masih kacau. Mereka melihat kita diam terhadap isu Suriah, dan mereka melihat pasukan kita meninggalkan Afghanistan," ujar mantan calon Presiden AS itu, seperti diberitakan dari Newsmax, Rabu (30/1/2013).
"Kita juga menyaksikan Korea Utara (Korut) menguji coba senjata nuklirnya dan mengancam kita semua," tegasnya.
McCain menyinggung perkataan mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger yang mengingatkan negaranya akan nuklir Iran. Kissinger mengatakan bahwa AS dan Israel akan segera menghadapi krisis nuklir Iran.
Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Kissinger mengatakan bahwa isu poliferasi nuklir adalah salah satu isu yang paling mendesak. Kissinger kembali membahas pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 15 tahun yang lalu mengenai nuklir Negeri Persia itu.
"Selama 15 tahun yang lalu, Dewan Keamanan PBB sudah mendeklarasikan bahwa nuklir Iran tidak dapat dibenarkan, namun hal itu justru berkembang. Beberapa tahun yang akan datang, seluruh warga akan menyadari bagaimana untuk bertindak mengenai masalah ini," ujar Kissinger.
McCain pun kembali berkomentar dengan mengatakan, dirinya yakin negara-negara di Timur Tengah kurang memahami langkah AS. Program nuklir Iran juga dinyatakan terus berkembang.
"Saya yakin bahwa negara-negara di wilayah itu (Timur Tengah) tidak memahami tindakan yang kita lakukan untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Sentrifugal terus berputar (program nuklir Iran berjalan) dan ini adalah sangat, sangat serius," tutupnya.
Seperti diketahui, Iran dijatuhi sanksi ekonomi atas program nuklirnya yang diklaim kontroversial. Meski demikian, Iran tak pernah lelah untuk menjelaskan bahwa nuklir itu dimanfaatkan untuk keperluan damai. AS dan Barat tidak pernah percaya akan hal itu, mereka pun terus menekan Iran.(AUL
)
"Apakah Iran benar-benar berpikir bahwa kita serius dalam bertindak? Mereka melihat kita meninggalkan Irak yang masih kacau. Mereka melihat kita diam terhadap isu Suriah, dan mereka melihat pasukan kita meninggalkan Afghanistan," ujar mantan calon Presiden AS itu, seperti diberitakan dari Newsmax, Rabu (30/1/2013).
"Kita juga menyaksikan Korea Utara (Korut) menguji coba senjata nuklirnya dan mengancam kita semua," tegasnya.
McCain menyinggung perkataan mantan Menteri Luar Negeri AS Henry Kissinger yang mengingatkan negaranya akan nuklir Iran. Kissinger mengatakan bahwa AS dan Israel akan segera menghadapi krisis nuklir Iran.
Dalam Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Kissinger mengatakan bahwa isu poliferasi nuklir adalah salah satu isu yang paling mendesak. Kissinger kembali membahas pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) 15 tahun yang lalu mengenai nuklir Negeri Persia itu.
"Selama 15 tahun yang lalu, Dewan Keamanan PBB sudah mendeklarasikan bahwa nuklir Iran tidak dapat dibenarkan, namun hal itu justru berkembang. Beberapa tahun yang akan datang, seluruh warga akan menyadari bagaimana untuk bertindak mengenai masalah ini," ujar Kissinger.
McCain pun kembali berkomentar dengan mengatakan, dirinya yakin negara-negara di Timur Tengah kurang memahami langkah AS. Program nuklir Iran juga dinyatakan terus berkembang.
"Saya yakin bahwa negara-negara di wilayah itu (Timur Tengah) tidak memahami tindakan yang kita lakukan untuk mencegah Iran memiliki senjata nuklir. Sentrifugal terus berputar (program nuklir Iran berjalan) dan ini adalah sangat, sangat serius," tutupnya.
Seperti diketahui, Iran dijatuhi sanksi ekonomi atas program nuklirnya yang diklaim kontroversial. Meski demikian, Iran tak pernah lelah untuk menjelaskan bahwa nuklir itu dimanfaatkan untuk keperluan damai. AS dan Barat tidak pernah percaya akan hal itu, mereka pun terus menekan Iran.(AUL
)
• ParadiseBOX
0 comments:
Post a Comment