• ParadiseBOX
• ParadiseBOX
(Foto: Thinkstock)
Berita Lainnya
Jakarta, Di usia yang masih muda ini, jangan biarkan tubuh Anda kelebihan lemak, terutama di daerah pinggang, perut, dan paha. Selain membuat tubuh tidak lagi seksi, lemak yang menumpuk di paha dapat mempengaruhi mobilitas Anda di hari tua.
Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Wake Forest University menemukan bahwa peningkatan lemak di paha dapat memperlambat mobilitas orang dewasa yang lebih tua. Penelitian lain juga telah menunjukkan bahwa bahkan anak-anak muda pun mungkin mengalami masalah kesehatan terkait dengan lemak berlebih pada paha.
Ini bukanlah studi pertama yang menghubungkan antara penumpukan lemak paha dengan hilangnya kekuatan dan mobilitas pergerakan seseorang. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geriatrics & Gerontology International pada tahun 2010, misalnya, menyatakan bahwa lemak di paha menyebabkan keseimbangan yang buruk pada lansia dan berpengaruh terhadap mobilitasnya.
Namun sejauh ini penelitian belum mengaitkan apakah lemak paha memiliki pengaruh terhadap efek metabolik seperti lemak perut, yang termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
"Penurunan kecepatan berjalan dan mobilitas bukan hanya terkait usia yang berpengaruh terhadap massa otot saja, tetapi juga terkait dengan peningkatan lemak pada area paha," kata Kristen Beavers, PhD, penulis studi tersebut.
Para peneliti menggunakan data studi dari Aging's Health, Aging, and Body Composition, yang melibatkan beberapa ribu orang dewasa berusia 70-an tahun. Peneliti melihat bagaimana perubahan massa lemak dapat mempengaruhi kecepatan berjalan, dan menemukan bahwa peningkatan lemak paha dan penurunan otot paha adalah prediktor independen yang signifikan terhadap penurunan kecepatan berjalan.
Orang dewasa dengan lemak paha terbanyak akan lebih cepat kehilangan kekuatan otot pahanya, dan memiliki risiko terbesar penurunan kecepatan berjalan. Padahal orang tua yang berjalan lambat berkaitan dengan penurunan kognitif, kecacatan, dan bahkan kematian dini.
Di sisi lain, kekuatan otot orang dewasa yang lebih tua berkorelasi terhadap peningkatan mental, mobilitas, dan umur panjang. Ada kemungkinan bahwa lemak tubuh dapat mempengaruhi mobilitas bahkan pada usia dini.
Dalam salah satu penelitian terhadap anak berusia 9 sampai 12 tahun yang diterbitkan dalam jurnal Bone and Mineral Research, peneliti mengaitkan antara lemak paha lemak dan kurangnya bantalan kekuatan tulang, menunjukkan risiko untuk osteoporosis, gagal jantung, dan patah tulang di kemudian hari.
Hasil studi tersebut diterbitkan dalam jurnal American Journal of Clinical Nutrition, seperti dilansir Everyday Health, Sabtu (16/3/2013).
Sebuah studi yang dilakukan oleh ilmuwan dari Wake Forest University menemukan bahwa peningkatan lemak di paha dapat memperlambat mobilitas orang dewasa yang lebih tua. Penelitian lain juga telah menunjukkan bahwa bahkan anak-anak muda pun mungkin mengalami masalah kesehatan terkait dengan lemak berlebih pada paha.
Ini bukanlah studi pertama yang menghubungkan antara penumpukan lemak paha dengan hilangnya kekuatan dan mobilitas pergerakan seseorang. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Geriatrics & Gerontology International pada tahun 2010, misalnya, menyatakan bahwa lemak di paha menyebabkan keseimbangan yang buruk pada lansia dan berpengaruh terhadap mobilitasnya.
Namun sejauh ini penelitian belum mengaitkan apakah lemak paha memiliki pengaruh terhadap efek metabolik seperti lemak perut, yang termasuk penyakit jantung dan diabetes tipe 2.
"Penurunan kecepatan berjalan dan mobilitas bukan hanya terkait usia yang berpengaruh terhadap massa otot saja, tetapi juga terkait dengan peningkatan lemak pada area paha," kata Kristen Beavers, PhD, penulis studi tersebut.
Para peneliti menggunakan data studi dari Aging's Health, Aging, and Body Composition, yang melibatkan beberapa ribu orang dewasa berusia 70-an tahun. Peneliti melihat bagaimana perubahan massa lemak dapat mempengaruhi kecepatan berjalan, dan menemukan bahwa peningkatan lemak paha dan penurunan otot paha adalah prediktor independen yang signifikan terhadap penurunan kecepatan berjalan.
Orang dewasa dengan lemak paha terbanyak akan lebih cepat kehilangan kekuatan otot pahanya, dan memiliki risiko terbesar penurunan kecepatan berjalan. Padahal orang tua yang berjalan lambat berkaitan dengan penurunan kognitif, kecacatan, dan bahkan kematian dini.
Di sisi lain, kekuatan otot orang dewasa yang lebih tua berkorelasi terhadap peningkatan mental, mobilitas, dan umur panjang. Ada kemungkinan bahwa lemak tubuh dapat mempengaruhi mobilitas bahkan pada usia dini.
Dalam salah satu penelitian terhadap anak berusia 9 sampai 12 tahun yang diterbitkan dalam jurnal Bone and Mineral Research, peneliti mengaitkan antara lemak paha lemak dan kurangnya bantalan kekuatan tulang, menunjukkan risiko untuk osteoporosis, gagal jantung, dan patah tulang di kemudian hari.
Hasil studi tersebut diterbitkan dalam jurnal American Journal of Clinical Nutrition, seperti dilansir Everyday Health, Sabtu (16/3/2013).
• ParadiseBOX
0 comments:
Post a Comment