• LuckyDelapan News
Balai Peninggalan Purbakala Jawa Tengah ternyata belum memiliki laporan soal situs ini.
VIVAnews - Keberadaan situs Gunung Padang yang berbentuk susunan batu seperti piramida di Desa Salebu, Kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, sampai saat ini belum ada yang dapat menjelaskan asal usulnya. Balai Peninggalan Purbakala Jawa Tengah juga belum memiliki data mengenai situs yang diduga juga punden berundak-undak itu.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah Zainul Azah di Semarang menyatakan pihaknya sampai saat ini belum menerima laporan dan belum mendata tentang keberadaan situs yang ada di Gunung Padang itu. Zainul menyebutkan, biasanya di daerah dataran tinggi seringkali dijumpai situs punden berundak maupun menhir.
Namun, terkait dengan keberadaan situs Gunung Padang yang ada di Cilacap, BP3 masih belum dapat memastikan situs apa. "Situs Gunung Padang Cilacap belum masuk dalam daftar peninggalan purbakala Jawa Tengah," katanya, Selasa 29 Mei 2012.
Untuk memastikan tentang keberadaan situs Gunung Padang Cilacap ini, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah akan mengirimkan tim untuk memeriksa dan meneliti serta melakukan pendataan situs tersebut.
Hari ini, arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar, setelah melihat foto-foto susunan batu di Desa Salebu ini, menyatakan susunan batu itu hasil rekayasa manusia. Selain itu, dilihat dari teknik penyusunan, Ali Akbar berpendapat usianya lebih muda dari situs Gunung Padang di Cianjur.
Pelaksana Tugas Kepala Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah Zainul Azah di Semarang menyatakan pihaknya sampai saat ini belum menerima laporan dan belum mendata tentang keberadaan situs yang ada di Gunung Padang itu. Zainul menyebutkan, biasanya di daerah dataran tinggi seringkali dijumpai situs punden berundak maupun menhir.
Namun, terkait dengan keberadaan situs Gunung Padang yang ada di Cilacap, BP3 masih belum dapat memastikan situs apa. "Situs Gunung Padang Cilacap belum masuk dalam daftar peninggalan purbakala Jawa Tengah," katanya, Selasa 29 Mei 2012.
Untuk memastikan tentang keberadaan situs Gunung Padang Cilacap ini, Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Jawa Tengah akan mengirimkan tim untuk memeriksa dan meneliti serta melakukan pendataan situs tersebut.
Hari ini, arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar, setelah melihat foto-foto susunan batu di Desa Salebu ini, menyatakan susunan batu itu hasil rekayasa manusia. Selain itu, dilihat dari teknik penyusunan, Ali Akbar berpendapat usianya lebih muda dari situs Gunung Padang di Cianjur.
Gunung Padang Cilacap Lebih Maju dari Cianjur
Teknologi di Cilacap diduga lebih maju dari Cianjur, terlihat dari batu kuncinya.
VIVAnews - Sebuah tumpukan batu yang tersusun secara teratur di Gunung Padang, desa Salebu, kecamatan Majenang, Cilacap, Jawa Tengah, menjadi pembicaraan menarik para ahli. Ada yang mengatakan tumpukan batu itu terbentuk secara alami akibat intrusi magma. Susunan batu itu dikenal dengan sebutancolumnar joint basalt.
Namun, ada juga yang menyebut Gunung Padang Cilacap itu merupakan hasil konstruksi manusia. Ini sama seperti punden berundak yang terdapat di Gunung Padang Cianjur, Jawa Barat.
Setelah melihat foto yang diperlihatkanVIVAnews, arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar, mengatakan kemungkinan besar Gunung Padang Cilacap itu merupakan buatan manusia. Gunung Padang Cilacap diduga sebagai punden berundak dari masa yang sama dengan Gunung Padang Cianjur, karena memiliki bentuk konstruksi yang sama.
Ali Akbar mencontohkan, adanya susunan batu yang diduga sebagai penyangga bangunan. Bentuk susunan batu ini sama seperti yang ada di teras dua Gunung Padang Cianjur.
Namun, ada juga yang menyebut Gunung Padang Cilacap itu merupakan hasil konstruksi manusia. Ini sama seperti punden berundak yang terdapat di Gunung Padang Cianjur, Jawa Barat.
Setelah melihat foto yang diperlihatkanVIVAnews, arkeolog Universitas Indonesia, Ali Akbar, mengatakan kemungkinan besar Gunung Padang Cilacap itu merupakan buatan manusia. Gunung Padang Cilacap diduga sebagai punden berundak dari masa yang sama dengan Gunung Padang Cianjur, karena memiliki bentuk konstruksi yang sama.
Ali Akbar mencontohkan, adanya susunan batu yang diduga sebagai penyangga bangunan. Bentuk susunan batu ini sama seperti yang ada di teras dua Gunung Padang Cianjur.
Gunung Padang Cilacap
|
Gunung Padang Cianjur
|
"Ini untuk menguatkan struktur dari samping. Untuk dinding yang tidak terlalu tinggi," ujar Ali Akbar, saat ditemui di Kampus UI Depok, 29 Mei 2012.
Ali Akbar pun mengatakan hal menarik yang ditemukan di Gunung Padang Cilacap adalah batu kuncian. Bentuk batu kuncian itu agak sedikit berbeda dibanding Gunung Padang Cianjur.
Di Gunung Padang Cilacap, bentuk kuncian merupakan struktur batu yang dibentuk untuk saling mengisi. Ini seperti permainan tetris. Bentuk kuncian ini banyak ditemukan di bangunan candi-candi dari masa Hindu-Buddha.
Ali Akbar pun mengatakan hal menarik yang ditemukan di Gunung Padang Cilacap adalah batu kuncian. Bentuk batu kuncian itu agak sedikit berbeda dibanding Gunung Padang Cianjur.
Di Gunung Padang Cilacap, bentuk kuncian merupakan struktur batu yang dibentuk untuk saling mengisi. Ini seperti permainan tetris. Bentuk kuncian ini banyak ditemukan di bangunan candi-candi dari masa Hindu-Buddha.
Batu Kunci di Gunung Padang Cilacap
|
Sedangkan di Gunung Padang Cianjur, kuncian itu berbentuk lubang di dua batu kuncian. Kemudian, batu kecil berbentuk bundar diletakkan di antara lubang yang ada dari dua batu tersebut.
"Di Cilacap agak lebih advance (maju). Kemungkinan usianya lebih muda, tapi tetap dari masa prasejarah," ujar Ali Akbar.
"Di Cilacap agak lebih advance (maju). Kemungkinan usianya lebih muda, tapi tetap dari masa prasejarah," ujar Ali Akbar.
• VIVAnews
• LuckyDelapan News
0 comments:
Post a Comment