• LuckyDelapan News
Obat baru ini berpengaruh pada 12 dari 13 penderita tumor.
VIVAnews - Para ahli menemukan sebuah obat revolusioner yang mampu memblok pertumbuhan tumor. Bahkan, obat baru tersebut, seperti dikutip Newscientist mampu mencegah penyebaran metastatis atau tumor yang tumbuh.
Obat baru yang disebut cabozantinib atau Cabo diproduksi perusahaan farmasi Exelixis. Untuk mengujinya, Donald McDonald dari University of California di San Francisco dan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan tikus, yang didiagnosis mengalami tumor ganas.
Sekelompok tikus telah menerima dosis harian cabozantinib selama 14 minggu. Setelah 20 minggu, semua tikus tetap hidup. Namun tak satupun hewan pengerat mampu bertahan hidup selama itu saat disuntikkan plasebo.
Seorang pakar kanker Holger Gerhardt, mengatakan tak terdapat metastasis atau retensi pertumbuhan tumor selama lebih dari 20 minggu. Hal yang belum pernah ditemukan dalam studi serupa. Sifat inovatif obat baru ini bukan hanya menghambat reseptor pertumbuhan endotel vaskular, yang menghentikan pertumbuhan tumor, tetapi juga menghambat metastasis dan menghalangi aliran darah ke tumor.
Percobaan juga dilakukan pada 108 sukarelawan manusia yang mengalami kanker prostat dan metastasis tulang, dengan cabozantinib selama tiga bulan. Hasilnya, ukuran tumor di tulang 82 orang menurun atau menghilang sama sekali.
Tumor yang terus tumbuh hanya terjadi pada tiga pasien selama perawatan. Dua pertiga pasien melaporkan adanya efek positif obat yang bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit. Pasien mengaku asupan obat tak membuat mereka menyerah dan meminta suntikan morfin.
Uji baru obat ini sekarang berlanjut pada 246 pasien untuk mengurangi rasa sakit, dan studi lainnya pada 960 pasien untuk menguji apakah obat revolusioner ini dapat memperpanjang harapan hidup.
Cabozantinib dianggap obat pertama yang berdampak pada 12 dari 13 jenis kanker. Padahal umumnya, pengujian terapi dengan obat kanker baru tak berfungsi pada 9 dari 10 jenis tumor. (sj
)
Obat baru yang disebut cabozantinib atau Cabo diproduksi perusahaan farmasi Exelixis. Untuk mengujinya, Donald McDonald dari University of California di San Francisco dan rekan-rekannya melakukan percobaan dengan tikus, yang didiagnosis mengalami tumor ganas.
Sekelompok tikus telah menerima dosis harian cabozantinib selama 14 minggu. Setelah 20 minggu, semua tikus tetap hidup. Namun tak satupun hewan pengerat mampu bertahan hidup selama itu saat disuntikkan plasebo.
Seorang pakar kanker Holger Gerhardt, mengatakan tak terdapat metastasis atau retensi pertumbuhan tumor selama lebih dari 20 minggu. Hal yang belum pernah ditemukan dalam studi serupa. Sifat inovatif obat baru ini bukan hanya menghambat reseptor pertumbuhan endotel vaskular, yang menghentikan pertumbuhan tumor, tetapi juga menghambat metastasis dan menghalangi aliran darah ke tumor.
Percobaan juga dilakukan pada 108 sukarelawan manusia yang mengalami kanker prostat dan metastasis tulang, dengan cabozantinib selama tiga bulan. Hasilnya, ukuran tumor di tulang 82 orang menurun atau menghilang sama sekali.
Tumor yang terus tumbuh hanya terjadi pada tiga pasien selama perawatan. Dua pertiga pasien melaporkan adanya efek positif obat yang bertindak sebagai obat penghilang rasa sakit. Pasien mengaku asupan obat tak membuat mereka menyerah dan meminta suntikan morfin.
Uji baru obat ini sekarang berlanjut pada 246 pasien untuk mengurangi rasa sakit, dan studi lainnya pada 960 pasien untuk menguji apakah obat revolusioner ini dapat memperpanjang harapan hidup.
Cabozantinib dianggap obat pertama yang berdampak pada 12 dari 13 jenis kanker. Padahal umumnya, pengujian terapi dengan obat kanker baru tak berfungsi pada 9 dari 10 jenis tumor. (sj
)
• LuckyDelapan News
0 comments:
Post a Comment