Jakarta, CyberNews. Usai paket bom meledak di Utan Kayu, bertubi-tubi teror bom terjadi di beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya. Hal ini menimbulkan kecemasan berlebihan di masyarakat. Sebagian kalangan mencurigai, paket bom buku yang dikirmkan secara serentak merupakan upaya pengalihan isu yang tengah mengguncang kekuasaan.
Namun siang ini, Jumat (18/3) hal itu dibantah keras pihak istana. Juru Bicara Presiden, Julian Aldrin Pasha menyatakan, dugaan pengalihan perhatian publik terkait dugaan penyalahgunaan kekuasaan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dibocorkan WikiLeaks merupakan asumsi yang tidak benar. Menurutnya, dugaan itu terlampau jauh.
Bantahan serupa juga dilontarkan Kepala Desk Koordinasi Pemberantasan Terorisme Kementrian Politik Hukum dan Keamanan, Ansyad Mbai. Ansyad mengaku pihaknya sudah menganalisisa kemungkinan itu, namun hasilnya kabur.
Isu pengiriman bom untuk mengalihkan perhatian publik dari bocoran WikiLeaks tentang dugaan penyalahgunaan kekuasaan Presiden SBY, diangkat anggota Komisi III DPR dari Fraksi Golongan Karya, Bambang Soesatyo. Menurut Bambang, teror bom bisa juga sebagai pengalihan agar perhatian publik berpaling dari kasus Gayus dan skandal Century.
Sebelumnya, tiga paket bom ditemukan dalam kurun waktu satu hari. Pertama di Kantor Berita Radio 68 H dan ditujukan kepada Ulil Abshar Abdalla, kedua di Kantor Badan Narkotika Nasional ditujukan kepada Komjen Pol Gories Mere, dan terakhir paket tersebut dikirimkan ke rumah Ketua Pemuda Pancasila Japto Soerjosoemarno di bilangan Jagakarsa, Jakarta Selatan.
0 comments:
Post a Comment