Tanggal | 11 Maret 2011 |
---|---|
Waktu: | 05:46:23 UTC (14:46 JST) |
Kekuatan | 8,9 Mw |
Kedalaman: | 15.2 mi (24 km) |
Episentrum: | 38°19′19″N 142°22′08″E / 38.322°LU 142.369°BTKoordinat: 38°19′19″N 142°22′08″E / 38.322°LU 142.369°BT |
Jenis: | Gempa bumi yang mengakibatkan tsunami |
Negara yang terkena | Jepang |
Kerugian: | Belum diketahui |
Tsunami: | Ya |
Tanah longsor: | Ya |
Gempa susulan: | Sedikitnya 77 kali (17 gempa di atas 6,0 Mw) |
Korban: | sedikitnya 1000 tewas, 530 hilang[1][2] |
Gempa bumi dan tsunami Sendai 2011 (東北地方太平洋沖地震 Tōhoku Chihō Taiheiyō-oki Jishin[3] , secara harfiah "Gempa bumi lepas pantai Samudra Pasifik wilayah Tōhoku") adalah sebuah gempa bumi dorongan kuat berkekuatan 8,9 yang mengakibatkan gelombang tsunami setinggi 10 m (33 kaki).[4] Gempa ini berkekuatan 7 berdasarkan skala intensitas seismik Badan Meteorologi Jepang di utara Prefektur Miyagi, Jepang. Laporan awal menyatakan kekuatan sebesar 7,9,[5] sementara peringatan tsunami JMA menyebutkan 8,4,[6] dan akhirnya 8,9.[7] Fokus gempa bumi dilaporkan berada di lepas pantai Semenanjung Oshika, pantai timur Tōhoku pada 11 Maret 2011, pukul 05:46 UTC (14:46 waktu setempat) pada kedalaman 24.4 kilometere (15,2 mi).[8] Laporan berita Tokyo Broadcasting System (TBS) menyatakan bahwa sedikitnya 1000 tewas dan 530 lainnya hilang di enam prefektur,[1][2] meski dikhawatirkan jumlah korban tewas jauh lebih tinggi.[9][10]
Kekuatan 8,9 menjadikan gempa ini sebagai gempa terbesar yang mengguncang Jepang sepanjang sejarah[4] dan terbesar ke-7 di dunia sejak pencatatan gempa dimulai.[11] Gempa ini dianggap sebagai yang terbesar yang mengguncang Jepang dalam 1.200 tahun terakhir.[12]
Gempa bumi
Gempa bumi terjadi 130 kilometere (81 mi) di sebelah timur pesisir Sendai, Honshu, Jepang. Episenternya terletak 373 kilometere (232 mi) dari Tokyo, menurut United States Geological Survey. Gempa ini kemungkinan dapat memicu gempa lain di berbagai negara termasuk Jepang. Sebuah gempa susulan berkekuatan 7,7 dilaporkan berlangsung selama 40 menit setelah gempa pertama.[13] Sedikitnya dua puluh gempa susulan berkekuatan 5,5 atau lebih kuat terjadi sejak gempa pertama.
Gempa awalnya dilaporkan berkekuatan 7,9 oleh USGS, kemudian diubah menjadi 8,8 dan akhirnya 8,9.
Dampak dari gempa adalah terjadinya beberapa kebakaran di Pelabuhan Tokyo. Shinkansen menghentikan operasinya di dalam dan luar Tokyo meski tidak terjadi kecelakaan, sementara Bandar Udara Internasional Narita dan Haneda juga menghentikan operasi setelah gempa, dengan sebagian besar penerbangan dialihkan ke bandara lain sampai pemberitahuan selanjutnya.[14] Selain itu, berbagai jasa angkutan kereta api di seluruh Jepang juga dihentikan.
Perdana Menteri Jepang Naoto Kan mengatakan bahwa pembangkit listrik tenaga nuklir telah dimatikan dan tidak terjadi kebocoran material radioaktif.[
Tsunami
Gempa ini menimbulkan peringatan tsunami untuk pantai Pasifik Jepang dan sedikitnya 20 negara, termasuk seluruh pantai Pasifik Amerika dari Alaska ke Chili[17][18][19][20] Peringatan tsunami yang dikeluarkan oleh Jepang adalah yang paling serius dalam skala peringatannya dengan tinggi gelombang diperkirakan mencapai 10 m (33 kaki).[21] Menurut kantor berita Kyodo, gelombang tinggi terlihat di Bandar Udara Sendai pukul 3:55 sore JST yang berada dekat pesisir prefektur Miyagi[22][23] dengan gelombang yang mampu memindahkan kendaraan dan membanjiri banyak bangunan ketika masuk ke daratan.[24] Kantor berita Kyodo melaporkan tsunami setinggi empat meter (13 ft) menerjang Prefektur Iwate di Jepang. Gelombang setinggi 0.5-m (20 in) menerjang pantai utara Jepang.[25][14] Laporan menyebutkan bahwa dinding air lebih tinggi dari sejumlah pulau di Pasifik dan bahaya tsunami memunculkan peringatan untuk hampir seluruh daerah di Samudra Pasifik.[26]Dalam pernyataan kepada pers, seorang pejabat Pusat Peringatan Tsunami Pasifik mengatakan:
“ | Gempa sebesar ini memiliki potensi untuk menciptakan tsunami yang dapat menghantam pesisir dekat episenter dalam hitungan menit dan pesisir yang lebih jauh dalam hitungan jam.[14] | ” |
Dampak di negara lain
Daerah | Evakuasi | Peringatan tsunami | Tinggi tsunami | Kematian | Sumber |
---|---|---|---|---|---|
Taiwan | Ya | Ya | 10 cm (3,9 in) | 0 | [30] |
Guam, AS | Ya | Ya | 40 cm (16 in) | 0 | [31][32][33] |
Kepulauan Mariana Utara | Ya | Ya | 40 cm (16 in) | 0 | [31][32] |
Hawaii (sebagian besar), AS | Ya | Ya | 2.1 m (6,9 kaki) | 0 | [34][35] |
Filipina (sebagian besar) | Ya | Ya | 1 m (3,3 kaki) | 0 | [36][37] |
Palau | Ya | Ya | 11 cm (4,3 in) | 0 | [36][38][39][33] |
Kepulauan Maluku] dan Sulawesi Utara, Indonesia | Ya | Ya | 10 cm (3,9 in) | 0 | [36][40][30] |
Pulau Nanumea, Tuvalu | Ya | Ya | "Dua gelombang kecil" | 0 | [41] |
Pesisir Laut Okhotsk, Rusia | Tidak diketahui | Tidak diketahui | 3.3 m (11 kaki) | 0 | [42] |
Kepulauan Kuril, Rusia | Ya | Ya | 3.3 m (11 kaki) | 0 | [42][43] |
Pulau Midway, AS | Tidak | Tidak | 1.5 m (4,9 kaki) | 0 | [44][44] |
Maui, Hawaii, AS | Ya | Ya | 2.1 m (6,9 kaki) | 0 | [45][44] |
Shemya, Alaska, AS | Ya | Ya | 1.5 m (4,9 kaki) | 0 | [44] |
Kepulauan Aleut, Alaska, AS | Ya | Ya | 1.5 m (4,9 kaki) | 0 | [44] |
Pantai Kona di Big Island, Hawaii, AS | Ya | Ya | 3.7 m (12 kaki) | 0 | [44] |
Pulau Wake, Hawaii, AS | Ya | Ya | 1.8 m (5,9 kaki) | 0 | [44][33] |
California, AS | Ya | Ya | 2 m (6,6 kaki) | 1 tewas | [46] [47] |
Pantai Pasifik Meksiko | Tidak diketahui | Ya | 70 cm (2,3 kaki) | 0 | [48] |
Status peringatan terkini
Sejak 5:55 UTC, Pusat Peringatan Tsunami Pasifik telah mengeluarkan peringatan tsunami dan perkiraan waktu kedatangannya.[49][50]- Waktu kedatangan di Kepulauan Pasifik
- Pulau Paskah: 23:03 UTC
Dampak
Korban
Tokyo Broadcasting System (TBS) telah mengkonfirmasi sedikitnya 1000 tewas dan 530 hilang di enam prefektur.[1][25]
Pada pukul 09:30 11 Maret UTC, Google Person Finder, yang sebelumnya digunakan pada gempa bumi Haiti, Chili, dan Christchurch, mengumpulkan informasi mengenai korban selamat dan lokasi mereka saat ini.[51][52]
Dikonfirmasi bahwa dua kereta penumpang dengan jumlah penumpang yang tidak diketahui menghilang di daerah pantai selama bencana tsunami.[53]
Selain itu, sebuah kapal yang mengangkut 100 orang terbawa oleh tsunami. Keadaan kapal saat ini belum diketahui.[54]
[sunting] Infrastruktur
Dampak dari gempa meliputi kebakaran di sebuah bangunan di Pelabuhan Tokyo dengan sebagian wilayah pelabuhan banjir, temrasuk pencairan tanah di lapangan parkir Tokyo Disneyland.[55][56] Layanan kereta peluru Shinkansen dihentikan di dalam dan luar Tokyo meski tidak terjadi kecelakaan; Bandar Udara Internasional Narita dan Bandar Udara Haneda menghentikan operasi setelah gempa, dengan sebagian besar penerbangan dialihkan ke bandara lain sampai pemberitahuan selanjutnya.[14] Berbagai jasa kereta api di seluruh Jepang dibatalkan, termasuk JR East yang menghentikan semua layanan pada hari itu.[57]Menurut Tohoku Electric, sekitar 4,4 juta rumah di timur laut Jepang mengalami pemadaman listrik.[58] Sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir dan konvensional dimatikan setelah gempa.
Sebuah kilang minyak milik Cosmo Oil Company terbakar akibat gempa di Ichihara, Prefektur Chiba di timur Tokyo.[15]
Jaringan transportasi Jepang juga terkena dampaknya. Banyak bagian jalan ekspres Tohoku yang melayani wilayah utara Jepang rusak.[59] Sebagian besar layanan kereta dihentikan di Tokyo dengan 20.000 orang terjebak di stasiun-stasiun besar di seluruh Tokyo. Beberapa jam setelah gempa, beberapa layanan kereta dilanjutkan.[60]
Menurut pejabat Chunghwa Telecom, gempa telah mengakibatkan "sejumlah kerusakan" terhadap kabel bawah laut dekat Kita di pantai timur Jepang, namun transmisi data tidak terganggu.[61]
Kebakaran dilaporkan terjadi di seluruh kota Kesennuma, Jepang.[62]
[sunting] Pembangkit listrik tenaga nuklir
PLTN Onagawa, Fukushima I, Fukushima II dan Tōkai secara otomatis padam setelah gempa. PLTN Higashidōri yang juga terletak di pantai timur laut telah dipadamkan untuk pengecekan rutin. Instalasi pemrosesan nuklir Rokkasho dioperasikan melalui generator diesel darurat.[63]
Secara terpisah, sebuah kebakaran terjadi di pembangkit Onagawa.[63] Kebakaran ini terjadi di bangunan yang berisi turbin dan berada terpisah dari reaktor pembangkit listrik.[64]
- Fukushima
Satu fasilitas di Fukushima mengalami kesalahan mekanis pada sistem pendingin reaktor setelah dipadamkan dan suplai tenaga darurat gagal, namun tidak ada kebocoran radiasi.[67] Lewat tengah malam waktu setempat, dilaporkan bahwa The Tokyo Electric Power Company mempertimbangkan untuk mengeluarkan gas superpanas dari reaktor ke atmosfer yang dapat mengakibatkan keluarnya radioaktif.[68] Inti reaktor masih panas sehingga pendinginan masih diperlukan. Seorang pejabat Japanese Nuclear and Industrial Safety Agency melaporkan bahwa karena ketiadaan listrik, sistem pendingin darurat saat ini dioperasikan dengan baterai yang bertahan selama delapan jam. Enam baterai lain telah diamankan dan pemerintah dapat menggunakan helikopter militer untuk menerbangkannya.[69] Keadaan darurat telah diumumkan sebagai tindakan pencegahan.[64] Lebih dari 2.000 penduduk yang menetap pada radius 3-kilometeer (1,9 mi) dari pembangkit listrik nuklir dievakuasi, sementara penduduk yang menetap di zona 3 to 10 kilometeers (Templat:Convert/Dual/rnd) diminta untuk mengungsi.[70][71]
Pejabat Jepang telah mengumumkan keinginan mereka untuk mengeluarkan gas "sedikit radioaktif" untuk menyeimbangkan tekanan di dalam reaktor.[72][73]
Pasar keuangan
Indeks Nikkei Jepang mengalami penurunan 5% setelah perdagangan ditutup.[74] Pasar saham lain di seluruh dunia juga terkena dampaknya;[75] DAX Jerman jatuh 1,2% hingga 6.978 poin dalam hitungan menit.[76] Bursa Saham Bombay atau Sensex (India) juga jatuh 0,84%[75] Harga minyak juga jatuh sebagai akibat dari gempa di Jepang dan kerusuhan di Libya dan demonstrasi di Saudi Arabia, dengan nilai minyak mentah AS turun hingga $99,01 dari $100,08 per barel pada siang hari dan minyak mentah Brent turun $2,62% dari $112,81 per barel.[77] Di Hong Kong, Menteri Keuangan John Tsang memperingatkan investor untuk "mengambil perhatian lebih" karena gempa memiliki dampak jangka pendek terhadap pasar saham setempat. [78]Tanggapan
Tanggapan pemerintah
Perdana Menteri Naoto Kan mengatakan pemerintah telah memobilisasi Pasukan Bela Diri Jepang di berbagai zona bencana gempa.[79] Ia meminta masyarakat Jepang untuk tenang dan mengecek media massa untuk informasi terbaru.[79][80] Ia juga melaporkan sejumlah pembangkit listrik tenaga nuklir secara otomatis padam untuk mencegah kerusakan dan kebocoran radiasi.[79] PM Kan juga mendirikan kantor darurat di kantornya untuk mengkoordinasikan respon pemerintah.[80]Bank sentral telah berjanji melakukan yang terbaik untuk menjamin kestabilan pasar keuangan.[59]
0 comments:
Post a Comment