• ParadiseBOX
• ParadiseBOX
"Ada bukti sisa budaya berusia 5.900 SM di dalam tanah," ujar Ali.
ddd
(VIVAnews/Anhar Rizki Affandi)
VIVAnews - Peneliti antropologi Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang, Ali Akbar meyakini memang ada teknologi istimewa di bawah permukaan situs purba tersebut.
Salah satu sinyal keistimewaan dari sisi antropologi adalah ditemukannya lapisan ganda dari situs tersebut.
"Saya eskavasi di kedalaman empat meter, diteruskan ke dalam, ada lapisan budaya lagi. Lapisan kedua secara teknologi ini ternyata lebih tinggi, kenal semen, ada teknologi logam. Usianya 5.900 SM. Itu luar biasa lebih tua dari bangunan purba lain di dunia," ujar Ali pada VIVAnews, 13 September 2013.
Ia menambahkan, bukan hanya sisi arkeologi saja yang menunjukkan hasil yang mengejutkan. Dari sisi geologi, ia yakin tidak jauh beda dengan riset arkeologi. Tim geologi, katanya sudah melakukan tomografi—metode pencitraan guna merekam gambaran bagian dalam tanah.
"Tomografi ini bisa rekam citra tanah sedalam 50 meter. Kemungkinan hasil riset kawan-kawan tomografi memperoleh gambaran unik," jelas Ali Akbar.
Tomografi melakukan pencitraan dengan teknologi sensor suara untuk menganalisis struktur bagian dalam tanah. "Teknologi ini mendengarkan kerambatan suara bagian dalam. Kalau suara pelan diintrepretasikan di bawah suara itu melewati batu kerak, nah kalau cepat itu kemungkinan massa tanahnya renggang," terang dia.
Tapi, untuk hasil pasti dari riset geologi itu, Ali masih menunggu laporan dari ahli geologi. Dia yakin hasil riset arkeologi dan geologi sesuai.
"Ada kecocokan antara geologi dan arkeologi. Bahkan ada kemungkinan terdapat lapisan tiga dan empat. Secara geologi sudah terdeteksi. Dua lapisan ini trennya sama dengan lapisan satu dan dua," tambahnya.
Secara metode, Ali meyakini, tomografi sudah sangat meyakinkan. Pasalnya, metode ini sudah diterapkan pada ilmu modern dan oleh peneliti profesional. (adi)
Salah satu sinyal keistimewaan dari sisi antropologi adalah ditemukannya lapisan ganda dari situs tersebut.
"Saya eskavasi di kedalaman empat meter, diteruskan ke dalam, ada lapisan budaya lagi. Lapisan kedua secara teknologi ini ternyata lebih tinggi, kenal semen, ada teknologi logam. Usianya 5.900 SM. Itu luar biasa lebih tua dari bangunan purba lain di dunia," ujar Ali pada VIVAnews, 13 September 2013.
Ia menambahkan, bukan hanya sisi arkeologi saja yang menunjukkan hasil yang mengejutkan. Dari sisi geologi, ia yakin tidak jauh beda dengan riset arkeologi. Tim geologi, katanya sudah melakukan tomografi—metode pencitraan guna merekam gambaran bagian dalam tanah.
"Tomografi ini bisa rekam citra tanah sedalam 50 meter. Kemungkinan hasil riset kawan-kawan tomografi memperoleh gambaran unik," jelas Ali Akbar.
Tomografi melakukan pencitraan dengan teknologi sensor suara untuk menganalisis struktur bagian dalam tanah. "Teknologi ini mendengarkan kerambatan suara bagian dalam. Kalau suara pelan diintrepretasikan di bawah suara itu melewati batu kerak, nah kalau cepat itu kemungkinan massa tanahnya renggang," terang dia.
Tapi, untuk hasil pasti dari riset geologi itu, Ali masih menunggu laporan dari ahli geologi. Dia yakin hasil riset arkeologi dan geologi sesuai.
"Ada kecocokan antara geologi dan arkeologi. Bahkan ada kemungkinan terdapat lapisan tiga dan empat. Secara geologi sudah terdeteksi. Dua lapisan ini trennya sama dengan lapisan satu dan dua," tambahnya.
Secara metode, Ali meyakini, tomografi sudah sangat meyakinkan. Pasalnya, metode ini sudah diterapkan pada ilmu modern dan oleh peneliti profesional. (adi)
• ParadiseBOX