• LuckyDelapan News
ISS terpaksa mengubah orbitnya untuk mengurangi risiko tabrakan.
(ESA)
VIVAnews -- Pecahan asteroid, satelit "mati" atau roket yang gagal mengorbit menjadi sampah antariksa yang mengitari Bumi. Makin berkembang industri antariksa, makin banyak sampah yang dihasilkan, makin tinggi juga risiko yang diakibatkan.
Ini salah satunya: Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terpaksa mengubah orbitnya setelah nyaris bertabrakan dengan dua sampah antariksa pekan lalu.
Sebuah satelit Rusia yang rusak dan sisa-sisa roket dari India melintas, hanya berjarak sekian mil dari ISS, dengan kondisi stasiun utama yang bermanuver menghindar. Selama beberapa jam para astronot dan kosmonot di dalamnya tegang bukan main, bertanya-tanya apakah bencana akan terjadi.
Puing satelit Rusia melintas Kamis pagi lalu, sementara sisa-sisa roket India mendekat Jumat.
Saat ini, Pusat Pengendali Misi program luar angkasa Rusia memutuskan, akan segera memindahkan ISS ke orbit lain untuk menurunkan risiko tabrakan.
Juru bicara pusat pengendali misi, Nadyezhda Zavyalova mengatakan, modul 'Zvevda' akan menyalakan roket pendorong untuk menjalankan operasi pemindahan orbit yang dilakukan pada Kamiis pagi pukul 03.22 (GMT).
Untungnya, ISS punya cara untuk mengecilkan risiko, jika stasiun menduga ada peluang tabrakan 1:10.000, maka ia akan membuat manuver mengelak. Saat ini ada enam kru yang berada di ISS, tiga kosmonot Rusia, dua astronot AS, dan satu dari Jepang.
Sebelumnya, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, ada lebih dari 21.000 fragmen puing orbital, yang ukurannya di atas 3,9 inchi, mengorbit Bumi.
Prosedur tetap NASA dan para mitranya adalah memerintahkan manuver untuk menghindari sampah antariksa yang mendadak masuk, begitu dekat sehingga memasuki perimeter keamanan -- yang berbentuk persegi panjang yang membentang, masing-masing sisinya sepanjang 15 mil dari titik di mana stasiun luar angkasa berada. Atau setengah mil di atas dan di bawah laboratorium.
Bisa jatuh ke Bumi
Tak hanya mengancam ISS, sampah antariksa juga bisa masuk Bumi. Minggu lalu sepotong besar sampah antariksa terlihat di Inggris, dalam kondisi menyala, setelah melalui pembakaran di atmosfer.
Ratusan orang menjadi saksi di langit sekitar bagian utara Inggris dan Skotlandia. KepadaBBC, salah satu Direktur Jodrell Bank Observatory, Dr Tim O'Brien, mengatakan penampakan itu mungkin adalah sampah antariksa. "Ia bergerak sangat cepat mungkin 18.000 mil per jam," kata dia.
Sebelumnya sejumlah sampah antariksa sempat menjadi momok saat diprediksi segera jatuh ke Bumi. Di antaranya, satelit milik Jerman, ROSAT (the Roentgen SATtelite), juga dudukan satelit di bekas roket Ariane milik Perancis yang sebelumnya diperkirakan jatuh di wilayah RI. Baca selengkapnya di tautan ini.
Ini salah satunya: Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) terpaksa mengubah orbitnya setelah nyaris bertabrakan dengan dua sampah antariksa pekan lalu.
Sebuah satelit Rusia yang rusak dan sisa-sisa roket dari India melintas, hanya berjarak sekian mil dari ISS, dengan kondisi stasiun utama yang bermanuver menghindar. Selama beberapa jam para astronot dan kosmonot di dalamnya tegang bukan main, bertanya-tanya apakah bencana akan terjadi.
Puing satelit Rusia melintas Kamis pagi lalu, sementara sisa-sisa roket India mendekat Jumat.
Saat ini, Pusat Pengendali Misi program luar angkasa Rusia memutuskan, akan segera memindahkan ISS ke orbit lain untuk menurunkan risiko tabrakan.
Juru bicara pusat pengendali misi, Nadyezhda Zavyalova mengatakan, modul 'Zvevda' akan menyalakan roket pendorong untuk menjalankan operasi pemindahan orbit yang dilakukan pada Kamiis pagi pukul 03.22 (GMT).
Untungnya, ISS punya cara untuk mengecilkan risiko, jika stasiun menduga ada peluang tabrakan 1:10.000, maka ia akan membuat manuver mengelak. Saat ini ada enam kru yang berada di ISS, tiga kosmonot Rusia, dua astronot AS, dan satu dari Jepang.
Sebelumnya, Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan, ada lebih dari 21.000 fragmen puing orbital, yang ukurannya di atas 3,9 inchi, mengorbit Bumi.
Prosedur tetap NASA dan para mitranya adalah memerintahkan manuver untuk menghindari sampah antariksa yang mendadak masuk, begitu dekat sehingga memasuki perimeter keamanan -- yang berbentuk persegi panjang yang membentang, masing-masing sisinya sepanjang 15 mil dari titik di mana stasiun luar angkasa berada. Atau setengah mil di atas dan di bawah laboratorium.
Bisa jatuh ke Bumi
Tak hanya mengancam ISS, sampah antariksa juga bisa masuk Bumi. Minggu lalu sepotong besar sampah antariksa terlihat di Inggris, dalam kondisi menyala, setelah melalui pembakaran di atmosfer.
Ratusan orang menjadi saksi di langit sekitar bagian utara Inggris dan Skotlandia. KepadaBBC, salah satu Direktur Jodrell Bank Observatory, Dr Tim O'Brien, mengatakan penampakan itu mungkin adalah sampah antariksa. "Ia bergerak sangat cepat mungkin 18.000 mil per jam," kata dia.
Sebelumnya sejumlah sampah antariksa sempat menjadi momok saat diprediksi segera jatuh ke Bumi. Di antaranya, satelit milik Jerman, ROSAT (the Roentgen SATtelite), juga dudukan satelit di bekas roket Ariane milik Perancis yang sebelumnya diperkirakan jatuh di wilayah RI. Baca selengkapnya di tautan ini.
Sumber: Daily Mail, eh
• LuckyDelapan News
0 comments:
Post a Comment