• LuckyDelapan News
Hanya Indonesia Timur yang belum selesai membangun infrastruktur ICT.
VIVAnews - Menteri Komunikasi dan Informatika, Tifatul Sembiring, optimis bisa memenuhi target yang dicanangkan dalam program "Indonesia Connected 2012".
Menurut Tifatul, hanya wilayah Indonesia Timur yang belum selesai membangun infrastruktur Information Communication and Technology (ICT). "Saat ini Telkom sedang menghubungkan kabel optik dari Manado ke Ternate, terus ke Papua," kata Tifatul, Jakarta, Senin, 6 Febuari 2012.
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini kemudian mengatakan bahwa pertumbuhan pengguna internet lebih cepat dari pertumbuhan infrastruktur. Saat ini, jumlah provinsi yang telah terhubung infrastruktur internet mencapai 80 persen. Ini mencakup 27 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Selain itu, Tifatul menuturkan, berkembangnya banyak perangkat yang mendukung internet menyebabkan pertumbuhan pengguna internet sudah jauh melampaui pertumbuhan infrastruktur untuk internet. Sehingga akses internet pun bisa dicapai melalui perangkat mobile.
Melengkapi ucapan Tifatul, Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia mengatakan, data pengguna data internet di perangkat mobile memang meningkat secara signifikan, bahkan tercatat lebih dari 70 juta pelanggan data.
Mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini kemudian mengatakan bahwa pertumbuhan pengguna internet lebih cepat dari pertumbuhan infrastruktur. Saat ini, jumlah provinsi yang telah terhubung infrastruktur internet mencapai 80 persen. Ini mencakup 27 dari 33 provinsi yang ada di Indonesia.
Selain itu, Tifatul menuturkan, berkembangnya banyak perangkat yang mendukung internet menyebabkan pertumbuhan pengguna internet sudah jauh melampaui pertumbuhan infrastruktur untuk internet. Sehingga akses internet pun bisa dicapai melalui perangkat mobile.
Melengkapi ucapan Tifatul, Asosiasi Telekomunikasi Seluruh Indonesia mengatakan, data pengguna data internet di perangkat mobile memang meningkat secara signifikan, bahkan tercatat lebih dari 70 juta pelanggan data.
"Pertumbuhan pelanggan data tahun 2012 diperkirakan mencapai 100 persen," ujar Ketua ATSI yang juga Direktur Utama Telkomsel, Sarwoto Atmosutarno, pertengahan Januari lalu.
Sedangkan dalam catatan Tifatul, pengguna akses internet di non-perangkat mobile pun tak kalah cepat. Dari semula dua juta, kemudian bergerak ke empat juta, dan kini sudah mencapai lebih dari 45 juta.
"Tiap hari orang internetan, tapi infrastruktur tidak dapat langsung secepat itu," kata mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini.
Layanan Dasar
Namun, berdasarkan keterangan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, angka 80 persen infrastruktur tersebut merupakan koneksi layanan dasar. Koneksi itu meliputi telepon satelit dan telepon seluler.
Menurut Budi, keterpenuhan infrastruktur untuk layanan dasar tersebut merupakan landasan untuk mendukung program "Indonesia Information 2014" dan "Indonesia Broadband 2015".
Budi menjelaskan, "Indonesia Connected 2012" merupakan backbone atau jalan tol untuk mendatangkan layanan internet yang memadai, sesuai kebutuhan masyarakat.
Sejumlah pembangunan infrastruktur pun diperlukan untuk mewujudkan tidak hanya keterhubungan akses internet, tapi juga layanan data yang cepat. "Untuk itu, diperlukan jaringan kabel optik untuk mendukung layanan internet,” ucap Budi.
Untuk membangun infrastruktur internet, pemerintah juga mendorong beberapa operator untuk membangun backbone di Indonesia bagian Timur. Dengan menggunakan anggaran dari Universal Service Obligation (USO), operator digandeng untuk menyambung kawasan Indonesia Timur dengan kabel optik. “Mudah-mudahan tahun ini selesai, karena medannya sulit, ada banyak gunung,” katanya.
Sedangkan dalam catatan Tifatul, pengguna akses internet di non-perangkat mobile pun tak kalah cepat. Dari semula dua juta, kemudian bergerak ke empat juta, dan kini sudah mencapai lebih dari 45 juta.
"Tiap hari orang internetan, tapi infrastruktur tidak dapat langsung secepat itu," kata mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera ini.
Layanan Dasar
Namun, berdasarkan keterangan Direktur Jenderal Sumber Daya dan Perangkat Pos Informatika Kementerian Kominfo, Muhammad Budi Setiawan, angka 80 persen infrastruktur tersebut merupakan koneksi layanan dasar. Koneksi itu meliputi telepon satelit dan telepon seluler.
Menurut Budi, keterpenuhan infrastruktur untuk layanan dasar tersebut merupakan landasan untuk mendukung program "Indonesia Information 2014" dan "Indonesia Broadband 2015".
Budi menjelaskan, "Indonesia Connected 2012" merupakan backbone atau jalan tol untuk mendatangkan layanan internet yang memadai, sesuai kebutuhan masyarakat.
Sejumlah pembangunan infrastruktur pun diperlukan untuk mewujudkan tidak hanya keterhubungan akses internet, tapi juga layanan data yang cepat. "Untuk itu, diperlukan jaringan kabel optik untuk mendukung layanan internet,” ucap Budi.
Untuk membangun infrastruktur internet, pemerintah juga mendorong beberapa operator untuk membangun backbone di Indonesia bagian Timur. Dengan menggunakan anggaran dari Universal Service Obligation (USO), operator digandeng untuk menyambung kawasan Indonesia Timur dengan kabel optik. “Mudah-mudahan tahun ini selesai, karena medannya sulit, ada banyak gunung,” katanya.
Untuk mengatasi ini, di program Palapa Ring, pemerintah pun akan mengoptimalkan penggunaan kabel optik.
“Kami mendorong operator untuk menghubungkan daerah-daerah meski secara bisnis tidak begitu menguntungkan,” tutur Budi.
Internet Cepat?
Bicara tentang internet, tentu keterhubungan akses saja tidaklah cukup. Kecepatan akses juga menjadi bagian penting yang perlu diperhitungkan.
Berdasarkan World Summit on the Information Society, standar kecepatan akses adalah 512 kbps. Karena itu, berdasarkan situs Kementerian Kominfo, di tahun 2012 harapan kecepatan akses minimum per pengguna adalah 512 kbps di empat area.
Budi memahami kecepatan itu belum memenuhi kenyamanan pengguna internet. "Belum bisa menikmati video secara nyaman, masih pelan-pelan," ucap Budi.
Tapi, menurut dia, kecepatan akses 512 kbps sudah cukup memadai di Indonesia. Kota-kota besar juga sudah terakomodasi di kecepatan ini.
Selanjutnya, di tahun mendatang, kecepatan akses internet diharapkan meningkat. Di tahun 2016, kecepatan internet di Area 1 ditargetkan mencapai 2 Mbps. Sedangkan di kawasan yang semakin pelosok, dari Area 2 hingga 4, ditargetkan mencapai 1 Mbps.
Sedangkan di tahun 2020, Kementerian Kominfo menargetkan kecepatan akses di Area 1 dan Area 2 mencapai 3 Mbps, di Area 3 mencapai 2 Mbps, dan Area 4 mencapai 1 Mbps.
“Kami mendorong operator untuk menghubungkan daerah-daerah meski secara bisnis tidak begitu menguntungkan,” tutur Budi.
Internet Cepat?
Bicara tentang internet, tentu keterhubungan akses saja tidaklah cukup. Kecepatan akses juga menjadi bagian penting yang perlu diperhitungkan.
Berdasarkan World Summit on the Information Society, standar kecepatan akses adalah 512 kbps. Karena itu, berdasarkan situs Kementerian Kominfo, di tahun 2012 harapan kecepatan akses minimum per pengguna adalah 512 kbps di empat area.
Budi memahami kecepatan itu belum memenuhi kenyamanan pengguna internet. "Belum bisa menikmati video secara nyaman, masih pelan-pelan," ucap Budi.
Tapi, menurut dia, kecepatan akses 512 kbps sudah cukup memadai di Indonesia. Kota-kota besar juga sudah terakomodasi di kecepatan ini.
Selanjutnya, di tahun mendatang, kecepatan akses internet diharapkan meningkat. Di tahun 2016, kecepatan internet di Area 1 ditargetkan mencapai 2 Mbps. Sedangkan di kawasan yang semakin pelosok, dari Area 2 hingga 4, ditargetkan mencapai 1 Mbps.
Sedangkan di tahun 2020, Kementerian Kominfo menargetkan kecepatan akses di Area 1 dan Area 2 mencapai 3 Mbps, di Area 3 mencapai 2 Mbps, dan Area 4 mencapai 1 Mbps.
0 comments:
Post a Comment