• LuckyDelapaNews
Sejumlah teknologi yang digunakan Curiosity akan kembali dipakai.
(Space.com/Credit: NASA)
VIVAnews - Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mengatakan akan meluncurkan kendaraan robotik atau rover baru ke Mars pada 2020. Rover baru itu akan mengikuti jejak rover Curiosity, yang telah mendarat di Mars sejak Agustus lalu.
Mengutip laman BBC, NASA kemungkinan akan kembali menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan saat mendaratkan Curiosity. Ini termasuk crane dengan tenaga roket, yang menurunkan Curiosity ke permukaan Mars, dengan bantuan kawat nilon.
Pengumuman misi rover baru itu disampaikan dalam pertemuan American Geophysical Union, yang merupakan pertemuan terbesar untuk ahli bumi dan para peneliti permukaan planet.
"Rover baru akan dibuat berdasarkan rangkanya (Curiosity). Dan ini memang dibangun berdasarkan kesuksesan luar biasa dari pengembangan Curiosity," kata Asosiacate Adminstrator for Science dari NASA, John Grunsfeld.
"Ini akan disertai instrumen baru. Kami akan menyebar undangan kepada para kolega untuk meminta mereka untuk terlibat dalam tim sains. Idenya adalah bekerja selama musim dingin dan musim semi, dan akan segera mengumumkan kesempatan itu," ucapnya.
Meski 2020 terdengar masih sangat lama, tapi Grunsfeld mengatakan pengembangan rover membutuhkan waktu panjang. Curiosity bahkan perlu waktu satu dekade untuk pengembangannya.
Rover yang akan diluncurkan pada 2020 itu sepertinya memang memiliki beragam aspek yang sama dengan Curiosity. Salah satu yang menjadi sorotan adalah sistem EDL, atau entry, descent, and landing (masuk, turun, dan mendarat).
NASA juga masih memiliki suku cadang yang tersisa dari pembuatan Curiosity. Salah satunya adalah baterai yang bertenaga nuklir. "Ini akan menjadi misi utama di 2020. Dan masih ada unit insinyur penguji yang sekarang kami coba untuk kembangkan menjadi cadangan," kata Grunsfeld.
Anggaran yang disiapkan untuk rover 2020 sekitar US$1,5 miliar. Tentu ini lebih kecil dibanding Curiosity yang menghabiskan dana US$2,5 miliar.
Grunsfeld juga telah mendiskusikan misi ini dengan Alvaro Gimenez Canete dari Badan Antariksa Eropa, yang mengaku tertarik untuk terlibat dalam proyek itu. "Ini akan menjadi misi internasional, seperti misi yang kami jalankan," tutur Grunsfeld yang juga mantan astronot ini. (umi)
Mengutip laman BBC, NASA kemungkinan akan kembali menggunakan teknologi yang sama dengan yang digunakan saat mendaratkan Curiosity. Ini termasuk crane dengan tenaga roket, yang menurunkan Curiosity ke permukaan Mars, dengan bantuan kawat nilon.
Pengumuman misi rover baru itu disampaikan dalam pertemuan American Geophysical Union, yang merupakan pertemuan terbesar untuk ahli bumi dan para peneliti permukaan planet.
"Rover baru akan dibuat berdasarkan rangkanya (Curiosity). Dan ini memang dibangun berdasarkan kesuksesan luar biasa dari pengembangan Curiosity," kata Asosiacate Adminstrator for Science dari NASA, John Grunsfeld.
"Ini akan disertai instrumen baru. Kami akan menyebar undangan kepada para kolega untuk meminta mereka untuk terlibat dalam tim sains. Idenya adalah bekerja selama musim dingin dan musim semi, dan akan segera mengumumkan kesempatan itu," ucapnya.
Meski 2020 terdengar masih sangat lama, tapi Grunsfeld mengatakan pengembangan rover membutuhkan waktu panjang. Curiosity bahkan perlu waktu satu dekade untuk pengembangannya.
Rover yang akan diluncurkan pada 2020 itu sepertinya memang memiliki beragam aspek yang sama dengan Curiosity. Salah satu yang menjadi sorotan adalah sistem EDL, atau entry, descent, and landing (masuk, turun, dan mendarat).
NASA juga masih memiliki suku cadang yang tersisa dari pembuatan Curiosity. Salah satunya adalah baterai yang bertenaga nuklir. "Ini akan menjadi misi utama di 2020. Dan masih ada unit insinyur penguji yang sekarang kami coba untuk kembangkan menjadi cadangan," kata Grunsfeld.
Anggaran yang disiapkan untuk rover 2020 sekitar US$1,5 miliar. Tentu ini lebih kecil dibanding Curiosity yang menghabiskan dana US$2,5 miliar.
Grunsfeld juga telah mendiskusikan misi ini dengan Alvaro Gimenez Canete dari Badan Antariksa Eropa, yang mengaku tertarik untuk terlibat dalam proyek itu. "Ini akan menjadi misi internasional, seperti misi yang kami jalankan," tutur Grunsfeld yang juga mantan astronot ini. (umi)
© VIVA.co.id
• LuckyDelapaNews
0 comments:
Post a Comment